Eswatini (pexels.com/Khaya Motsa)
Pada 2018, Raja Mswati III mendeklarasikan bahwa Swaziland resmi berganti nama menjadi Eswatini. Momen ini bertepatan dengan perayaan 50 tahun kemerdekaan dari Inggris dan ulang tahun sang raja ke-50. Nama baru “Eswatini” berasal dari bahasa Swazi yang punya arti “tanah orang Swazi,” yang dianggap lebih sesuai dengan identitas budaya bangsa tersebut.
Selain menjadi bentuk penghormatan terhadap bahasa lokal, pergantian ini juga bertujuan untuk menghindari kebingungan dengan Swiss (Switzerland). Namun lebih dari itu, keputusan ini mencerminkan semangat untuk menghapus jejak kolonial yang masih melekat pada nama negara. Eswatini ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka memiliki kendali penuh atas identitas nasionalnya tanpa perlu bergantung pada istilah peninggalan kolonial.
Ganti nama sebuah negara bukan sekadar persoalan administratif, tetapi mencerminkan dinamika sejarah, politik, dan identitas nasional yang kompleks. Melalui berbagai alasan dan latar belakang, perubahan ini memperlihatkan bagaimana negara-negara ingin menentukan sendiri narasi tentang siapa mereka. Dari Myanmar hingga Eswatini, semua menunjukkan bahwa nama negara bukan hanya simbol, tapi juga pernyataan sikap terhadap masa lalu dan masa depan.