Photo by Piron Guillaume on Unsplash
Untuk prosedur operasi kelamin dari pria ke wanita, diperlukan adanya pengangkatan organ kelamin asli dan pemotongan saluran kencing. Jika sudah, giliran pembuatan organ genital wanita yang dicangkok dari kulit. Akan tetapi kelenjar prostat tidak akan diambil dari operasi ini.
Pada umumnya, rekonstruksi alat kelamin untuk trans-women (pria ke wanita) melibatkan konstruksi bedah vagina dengan cara pembalikan atau pemutaran penis ke belakang atau teknik neovagina kolon sigmoid. Ada juga teknik inversi non-penis yang menggunakan jaringan skrotum untuk membangun saluran vagina. Jika diperlukan, kadang prosedur tambahan seperti orchiectomy (prosedur pembedahan untuk mengangkat testis) dan penektomi (prosedur bedah untuk membuang sedikit atau seluruh bagian penis) juga dilakukan.
Di Amerika Serikat, prosedur yang paling banyak dilakukan adalah penile inversion vaginoplasty. Prosedur ini banyak dilakukan karena dianggap relatif paling aman. Komplikasi akibat prosedur ini cenderung sedikit, hanya sekitar 1-3% pasien dan dapat diperbaiki oleh ahli bedah kolorektal.
Sebelum sederet operasi di atas dilakukan, transgender akan menjalani masa-masa cukup lama dengan konsultasi dokter, terapi hormon, dan mempersiapkan mental. Jadi, tidak semena-mena seseorang bisa langsung mengubah fisiknya secara mendadak. Tubuh perlu dipersiapkan agar menerima fisik yang baru, terlebih lagi dengan psikologis si pasien apabila harus membaur dengan masyarakat.
Gimana komentar kamu dengan operasi transgender tersebut? Serem gak mbayanginnya?