Lukisan Roxana yang menggendong Aleksander IV. (wikimedia.org)
Putra dari Aleksander Agung (Ἀλέξανδρος) dan Roxana (Ῥωξάνη), Aleksander IV (Ἀλέξανδρος Δ) naik takhta sebagai Raja Makedonia saat baru lahir pada 323SM. Meski begitu, pentahbisan dan pemerintahan Aleksander IV tidak semulus ayahnya.
Sebelum Aleksander IV, pamannya, Phillip III (Φίλιππος Ἀρριδαῖος), sempat menjadi Raja. Namun, karena memiliki masalah kognitif, wali raja Perdiccas (Περδίκκας) meminta untuk menunggu kelahiran Roxana (yang diharapkan adalah seorang putra). Saat Aleksander IV lahir, maka ia langsung dinobatkan jadi penerus Phillip III.
Singkat cerita, Perdiccas dibunuh pada 320SM, dan penerusnya, Antipater (Ἀντίπατρος), juga wafat pada 319SM. Antipater mengangkat Polyperchon (Πολυπέρχων) sebagai penerusnya, keputusan yang tak disetujui putranya, Cassander (Κάσσανδρος).
Cassander kemudian membuat koalisi untuk melawan Aleksander IV dan keluarganya. Meski sempat gagal, niat Cassander berjalan mulus dan pada 316SM, Makedonia pun tunduk di bawah kaki Cassander. Ia pun lalu memerintahkan untuk mengurung Aleksander IV dan ibunya di Amphipolis.
Akhir dari Perang Diadokhoi III pada 311SM, sebuah perjanjian damai menjamin hak Aleksander IV untuk tumbuh dan menjadi pengganti Cassander di usia 14 tahun. Akan tetapi, Cassander memilih untuk mengingkari perjanjian tersebut, dan pada 309SM (saat Aleksander IV berusia 14 tahun), meracuni Aleksander IV dan ibunya.