Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang dengan gangguan tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Tidur merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi tubuh agar tetap memiliki energi yang cukup untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan sehari-hari. Tidur merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan dan menyegarkan kembali pikiran setelah melewati rutinitas yang berat.

Pada umumnya, kita membutuhkan tidur sebanyak 7 jam per hari. Namun, tak jarang kita menemukan seseorang atau bahkan diri kita sendiri yang tidak memiliki waktu tidur seperti itu, entah itu kelebihan atau bahkan kekurangan.

Masalah tidur yang cukup parah dan terjadi untuk waktu yang lama, sehingga menyebabkan stress yang berat atau menurunya fungsi dalam peran sosial, pekerjaan, maupun peran lainnya, dalam DSM V digolongkan sebagai salah satu gangguan psikologis, yaitu gangguan tidur-terjaga (sleep wake disorder). Gangguan ini digolongkan menjadi 9 sub tipe. Mau tahu apa saja itu? Mari kita kupas sampai tuntas di bawah ini!

1. Gangguan insomnia

ilustrasi orang dengan insomnia (pexels.com/cottonbro studio)

Gangguan ini ditandai dengan kesulitan untuk tertidur, tetap tertidur, atau mendapatkan tidur yang cukup yang terjadi secara terus menerus. Kalaupun mereka dapat tertidur, mereka akan terbangun di pagi buta dan sulit untuk kembali tertidur lagi, sehingga akan mengalami penurunan fungsi dalam memenuhi tanggungjawab sehari-hari.

Orang yang mengalami gangguan ini kemudian akan merasa lelah, mengantuk, tidak ada tenaga, serta kesulitan untuk berkonsentrasi di sekolah maupun tempat kerja. Masalah insomnia seperti ini dapat memberikan pengaruh yang besar pada kualitas hidup seseorang.

2. Gangguan hipersomnolen

ilustrasi orang dengan gangguan hipersomnolen (pexels.com/George Milton)

Kalau gangguan insomnia berkaitan dengan kekurangan tidur, maka gangguan ini merupakan kebalikannya, yaitu kelebihan waktu tidur. Mereka dengan gangguan hipersomnolen bisa tidur lebih dari 9 jam semalam namun tetap tidak merasa segar atau fresh saat terbangun.

Mereka akan memiliki periode kantuk yang terus menerus yang menyebabkan mereka kesulitan dalam berfungsi di kehidupan sehari-hari, misalnya sering melewatkan acara atau rapat penting.

3. Narkolepsi

ilustrasi orang dengan narkolepsi (pexels.com/Alina Levkovich)

Narkolepsi merupakan serangan tidur mendadak yang terjadi di siang hari. Orang dengan gangguan ini akan merasakan kantuk yang tertahankan dan terjadi setidaknya tiga kali seminggu dalam jangka waktu tiga bulan.

Ketika serangan tidur itu datang, seseorang akan mendadak tertidur tanpa ada peringatan sebelumnya seperti menguap dan dapat terus tidur selama 15 menit. Mereka juga bisa tiba-tiba jatuh ke lantai dan langsung tertidur ketika sedang berbicara dengan orang lain.

4. Gangguan tidur terkait pernapasan

ilustrasi orang mendengkur (pexels.com/Kampus Production)

Sama seperti namanya, gangguan ini berupa kesulitan untuk tidur atau tidur yang terus terganggu karena masalah pernapasan. Mereka yang mengalami gangguan ini akan mendengkur selama tidur, jeda napas, atau bahkan memiliki napas dangkal yang tidak normal. Pada umumnya, gangguan ini akan membuat tidur seseorang tidak menyegarkan, meskipun mereka tetap memiliki peluang tidur yang cukup.

5. Gangguan tidur-terjaga ritme sirkadian

ilustrasi orang kesulitan tidur(pexels.com/AndreaPiacquadio)

Pada gangguan ini, seseorang akan kesulitan untuk tertidur pada pola tidur normal. Mereka mengalami kesulitan tidur di malam hari, sehingga dapat menyebabkan rasa kantuk di siang hari. Akhirnya, orang-orang dengan gangguan ini akan mengalami stres yang signifikan atau mengalami penurunan fungsi pada kegiatan sehari-hari. 

6. Teror tidur

ilustrasi anak mengalami teror tidur (pexels.com/Keira Burto

Jenis gangguan ini ditandai dengan munculnya teriakan panik ketika seseorang sementara tertidur. Gangguan ini banyak terjadi pada anak-anak meskipun juga dapat dialami oleh orang dewasa. 

Orang yang mengalami gangguan ini biasanya langsung duduk terdiam, tampak sangat ketakutan, dan menunjukkan tanda keterjagaan yang ekstrem berupa berkeringatan banyak, detak jantung cepat, atau napas yang tidak beraturan.

Mereka juga biasanya akan berbicara yang tidak jelas dan meronta-ronta namun tidak sepenuhnya sadar. Setelah beberapa menit, ia akan kembali tertidur dan tidak ingat apapun pada keesokan harinya.

7. Tidur berjalan

ilustrasi orang tidur berjalan (pexels.com/Ryanniel Masucol)

Tidur berjalan atau sleepwalking merupakan keadaan di mana seseorang memiliki episode berulang untuk berjalan dalam kondisi masih tertidur. Mereka secara tidak sadar akan melakukan respon motorik yang kompleks, seperti turun dari tempat tidur atau berjalan di area dalam rumah.

Orang yang mengalami gangguan ini tidak akan menyadari perilakunya di keesokan pagi karena berada dalam tahapan tidur yang lebih dalam (non-REM). Kondisi berjalan itu juga bukan diakibatkan oleh mimpi.

8. Gangguan perilaku tidur REM

ilustrasi orang kesulitan tidur (pexels.com/Liza Summer)

Gangguan ini melibatkan keadaan bersuara atau meronta-ronta ketika tidur REM yang diakibatkan oleh adanya mimpi. Mereka memerankan mimpi yang dialami dalam bentuk menyuarakan bagian dari mimpi atau meronta-ronta. Hal ini dapat beresiko menyakiti diri sendiri atau pun teman tidur apabila mereka secara refleks menendang atau mengayunkan tangan selama tertidur. 

9. Gangguan mimpi buruk

ilustrasi anak mengalami mimpi buruk (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Terakhir, mimpi buruk juga ternyata termasuk dalam gangguan, lho! Mimpi buruk yang dimaksud adalah mimpi yang terjadi secara berulang-ulang yang sangat mengganggu dan diingat secara jelas oleh seseorang. Orang yang mengalaminya dapat tiba-tiba terbangun dan kesulitan untuk tidur kembali karena perasaan takut akan mimpi menyeramkan yang sudah dialami. Kondisi ini biasanya dihubungkan dengan pengalaman traumatis atau kondisi stres yang sedang dialami seseorang. 

Itulah sembilan jenis gangguan yang termasuk ke dalam gangguan tidur. Namun, kita tidak dapat secara sederhana memberikan diagnosis seperti ini ketika menemukan seseorang yang mengalami masalah dengan waktu tidurnya. Hal ini karena gangguan tidur biasanya merupakan gejala dari gangguan psikologis lainnya, seperti depresi ataupun skizofrenia. 

Selain itu, masalah tidur juga biasa dikaitkan dengan kondisi medis, seperti masalah karidovaskular. Oleh sebab itu, untuk menemukan diagnosis ini, seseorang perlu berhadapan dengan professional dan melakukan berbagai pengecekan kondisi tubuh terlebih dahulu. Jadi, jangan asal diagnosis ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team