Dokter yang melakukan pengobatan buang darah kepada pasiennya di Yunani kuno sekitar tahun 480–470 SM. (commons.wikimedia.org/Bibi Saint-Pol)
Dokter di Yunani kuno setelah zaman Hippocrates dan Galen, biasanya akan mendiagnosis pasiennya menurut teori humoral. Teori ini tidak hanya populer di Yunani kuno, karena terus digunakan hingga abad ke-19.
Teori ini mengungkapkan bahwa ada empat cairan dalam tubuh: darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam. Masing-masing dari mereka terkait dengan empat musim (musim semi, musim dingin, musim panas, dan musim gugur), yang disertai dengan unsur-unsur seperti udara, air, api, dan bumi. Ketika itu seimbang, semuanya akan baik-baik saja. Jika tidak seimbang, saat itulah penyakit muncul.
Dilansir Science Museum, pengobatannya difokuskan dengan mengembalikan keseimbangan. Misalnya, jika seseorang didiagnosis karena terlalu banyak darah maka mereka disarankan untuk melakukan pengobatan buang darah. Ada pula banyak metode pembersihan yang terjadi di Yunani kuno, seperti obat pencahar.
Pengobatan itu dilakukan untuk menjaga keseimbangan, dan pasien juga disarankan makan sayuran dingin dan basah untuk mengurangi empedu hitam. Sayangnya, pengobatan ini juga sangat melelahkan.