Disruptive coloration pada macan tutul (common.wimikedia.org/Lukas Kaffer and JD)
Dikutip dari artikel Signals, cues, and the nature of mimicry yang dipublikasikan dalam Prosiding Royal Society B: Biological Sciences tahun 2017, ada 4 tipe mimikri yaitu mimikri agresif, Batesian, Müllerian, dan rewarding.
- Mimikri agresif dilakukan oleh predator atau parasit dengan menyamar serupa dengan spesies yang tidak berbahaya untuk menarik mangsa. Contohnya belalang anggrek (Hymenopus coronatus) yang mirip bunga sehingga menarik serangga mangsa;
- Mimikri Batesian adalah tipe mimikri dengan meniru spesies yang lebih berbahaya. Contohnya ular Lampropeltis elapsoides yang tidak berbisa memiliki warna yang mirip ular Micrurus fulvius yang berbisa;
- Mimikri Müllerian adalah mimikri yang dilakukan oleh dua hewan dengan menunjukkan karakteristik serupa yang berbahaya atau tidak enak dimakan bagi pemangsanya;
- Mimikri rewarding adalah mimikri yang dilakukan oleh organisme untuk meniru organisme lain agar mendapat keuntungan namun tidak membahayakan, misalnya untuk menarik polinator.
Sementara itu, ada tiga tipe kamuflase yaitu warna kriptik (cryptic coloration), disruptive coloration, dan penyamaran (disguise).
- Cryptic coloration adalah kamuflase yang berupa kemiripan warna dengan lingkungan;
- Disruptive coloration adalah kamuflase yang berupa garis-garis, bintik-bintik, atau pola lainnya yang dapat mengaburkan penampakan bentuk hewan;
- Disguise adalah bentuk kamuflase dengan menyerupai objek tertentu di lingkungan.
Walaupun kamuflase dan mimikri sama-sama bertujuan untuk perlindungan diri, tetapi jangan sampai salah penyebutan, ya. Karena keduanya memiliki beberapa perbedaan.