Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Monumen Pancasila Sakti untuk mengenang Pahlawan Revolusi yang gugur dalam G30S PKI(instagram/monumenpancasilasakti)

Pembrontakan Partai Komunis Indonesia atau PKI merupakan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa pembrontakan tersebut.

Namun tahukah kamu jika ternyata pembrontakan PKI pernah terjadi dua kali di Indonesia? Pembrontakan pertama itu terjadi pada tahun 1948 atau yang dikenal dengan PKI Madiun. Sedangkan peristiwa yang sering kita peringati setiap tanggal 30 September ini adalah G30S PKI yang terjadi pada tahun 1965. Berikut beberapa perbedaan pembrontakan PKI 1948 dan G30S 1965 yang wajib kamu tahu untuk menambah wawasan mengenai salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia.

1. Latar belakang peristiwa

D.N Aidit dan Moh.Hatta (berkacamata)/(Instagram/@arsip.indonesia)

Pemberontakan PKI pada tahun 1948 dilatar belakangi oleh kekecewaan Amir Sjarifudin akibat Perjanjian Renville. Amir Sjarifudin yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri merasa bahwa hasil dari Perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia. Amir Sjarifudin yang kecewa kemudian mendirikan Front Demokrasi Rakyat(FDR) dan bergabung dengan tokoh PKI bernama Musso yang ingin menyebarkan paham komunisme di
Indonesia. Kemudian terjadilah pemberontakan pada tahun 1948 atau yang disebut dengan PKI 1948.

Sementara peristiwa G30S 1965 dilatar belakangi oleh memanasnya konflik politik antara Dewan Jenderal dengan PKI. Belum lagi muncul isu bahwa Dewan Jenderal akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno. Hal itulah yang membuat Pasukan Cakrabirawa yang dipimpin oleh Letkol Untung, menculik dan membunuh Dewan Jenderal di Lubang Buaya.

2. Pemimpin pembrontakan

Editorial Team

Tonton lebih seru di