ilustrasi salmon (unsplash.com/CA Creative)
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, salmon liar ditangkap dari habitat laut alaminya. Salmon biasanya berenang di sepanjang garis pantai lalu kembali ke aliran asalnya untuk bertelur, di situlah para nelayan akan menangkapnya. Setelah ditangkap, salmon akan disimpan di kapal dengan sistem air laut berpendingin sehingga ikan tetap beku saat sampai di daratan. Satu kapal di Alaska bisa menangkan 1 juta pon pada musim salmon bertelur.
Karena pertumbuhannya yang liar, ketersediaan salmon liar bisa dikatakan stagnan sehingga jumlah salmon liar di pasaran hanya sekitar 30-40 persen.
Sedangkan salmon peternakan dibesarkan dengan dua tahap. Tahap pertama telur ditetaskan dalam tangki air tawar selama 12-18 bulan menghasilkan smolt (juvenile salmon). Setelah itu smolt dipindahkan di jaring apung atau kandang di laut dan diberi makan selama satu sampai dua tahun. Dimana satu kandang laut bisa menampung 90.000 ikan.
Setelah itu dipanen menggunakan kapal khusus untuk mengangkut ikan ke fasilitas pemrosesan. Proses pemanenan ini dikontrol dengan ketat untuk menjaga kualitas daging salmon tersebut. Dengan metode tersebut, salmon peternakan lebih banyak jumlahnya sekitar 60-70 persen di pasaran karena produksinya bisa disesuaikan dengan permintaan.