Amanirenas adalah ratu Kush yang berkuasa sejak abad 40 - 10 Sebelum Masehi. Mengutip laman Ancientpages, ia dikenal sebagai perempuan pemberani, terlebih setelah kematian suaminya saat berperang dengan pasukan Romawi. Ia kemudian melanjutkan pemerintahannya bersama anaknya dan menariknya konon ia hanya memiliki satu mata.
Masa pemerintahannya langsung dihadapkan pada konflik dengan emporium Romawi yang telah mencapai Mesir, daerah yang dekat dengan wilayah Kush. Konflik tersebut merupakan warisan pemerintahan sebelumnya. Meskipun wilayah kekuasaannya lebih kecil dari Romawi, namun Amanirenas tak gentar untuk berperang dengan mereka.
Dengan strategi yang matang, ia bersama pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Romawi. Bahkan bisa merebut kota penting Romawi yaitu Syene dan Philae serta memperluas wilayah Kush dan menawan beberapa orang. Sayangnya hanya sekitar satu tahun kemudian, penduduk Kush terusik oleh Gaius Petronius, pemimpin militer baru Romawi yang berusaha untuk mengusir bahkan membantai rakyat Amanirenas dari tanah Syene.
Sang ratu tidak tinggal diam dan segera melakukan perundingan dengan Kaisar Augustus, selaku raja Romawi. Perundingan tersebut membuahkan hasil yaitu konflik antar kedua negara tersebut berakhir dan rakyat Kush bisa hidup tenang kembali di Primis, tanah yang direbut oleh Gaius saat perang. Jadi, Amanirenas ini tak hanya ahli dalam strategi perang namun juga diplomat ulung.