6 Fakta Pesawat Ulang-alik NASA, Pesawat Canggih yang Telah Pensiun

Luar angkasa adalah sebuah dunia mahaluas yang telah lama menarik minat dan perhatian umat manusia untuk menelitinya. Dalam dunia modern saat ini, negara-negara maju saling berlomba dan bersaing untuk menjadi yang nomor satu dalam penguasaan teknologi eksplorasi luar angkasa.
Salah satu pencapaian terbesar umat manusia dalam eksplorasi luar angkasa adalah keberhasilan misi Apollo 11 mendaratkan manusia di Bulan untuk pertama kalinya pada tahun 1969. Misi-misi berawak ke luar angkasa masih tetap dilanjutkan hingga saat ini dengan didukung berbagai macam wahana dan alat transportasi yang semakin canggih dari waktu ke waktu.
Pada tahun 1981 hingga tahun 2011 NASA pernah mengoperasikan wahana canggih untuk misi berawaknya yaitu pesawat ulang-alik atau yang juga dikenal dengan nama "Space Shuttle". Selama rentang waktu 30 tahun pesawat ulang-alik NASA telah mencatatkan sejarahnya, namun karena sejumlah alasan pada tahun 2011 pesawat canggih tersebut akhirnya pensiun.
Berikut 6 fakta pesawat ulang alik NASA yang kini sudah dipensiunkan.
1. Dikembangkan dan dioperasikan oleh NASA
Salah satu badan antariksa yang terkenal saat ini adalah NASA (National Aeronautics and Space Administration) milik Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program-program luar angkasa Amerika Serikat dan penelitian umum yang berkesinambungan mengenai eksplorasi luar angkasa. NASA sudah melakukan banyak sekali misi dalam penelitian dan eksplorasi luar angkasa.
Salah satu wahana yang pernah digunakan oleh NASA untuk misi berawaknya adalah pesawat ulang-alik. Pesawat ulang-alik akan membawa para astronaut ke orbit rendah bumi untuk melakukan berbagai aktivitas di atas sana dan membawa mereka kembali pulang ke bumi setelah misi selesai.
Sebagai tambahan informasi, di masa lalu Uni Soviet juga mengembangkan Program Pesawat Ulang-alik Buran, namun hanya berhasil diluncurkan sekali di tahun 1988. Programnya tidak dilanjutkan lagi setelah tahun 1991 menyusul kejatuhan Uni Soviet, sehingga praktis hanya Amerika Serikat yang mengoperasikan pesawat ini untuk misi luar angkasanya.