Tahun 1965 menjadi salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia atas peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI. Sebanyak enam perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi korban dan ada satu nama lagi yang juga tak luput dari pembantaian keji tersebut. Siapa yang tidak kenal pahlawan revolusi yang rela mengorbankan jiwanya demi menyelamatkan Jenderal A.H Nasution? Dialah sang pahlawan Kapten Pierre Andreas Tendean. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan dilahirkan dari seorang ibu yang berdarah Perancis dan ayahnya berdarah Minahasa.
Pierre Tendean mengenyam pendidikan sebagai taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) di Bandung. Ia telah tertarik pada dunia militer sejak masih kecil dan kemudian memilih berkarir dalam bidang militer. Diketahui juga ia memiliki riwayat karir sebagai agen intelijen karena sempat mendapatkan pendidikan di sekolah intelijen di Bogor. Namun satu hal yang menarik untuk dibahas dari seorang Kapten Pierre Tendean adalah kisah cintanya yang berujung tragis. Tak banyak yang tahu ia memiliki seorang kekasih hati bernama Rukmini yang harus ia tinggalkan selamanya karena dedikasinya untuk negara.