ilustrasi quokka (unsplash.com/Hongbin)
Asal mula penemuan quokka membawa kita kembali ke abad ke-17, saat para pelaut Eropa mulai menjelajahi wilayah yang asing dan penuh misteri di Australia Barat. Pada tahun 1658 seorang pelaut Belanda bernama Samuel Volckertzoon mencatat dengan penuh rasa ingin tahu penglihatannya terhadap seekor makhluk kecil yang baginya tampak seperti "seekor kucing hutan" di Pulau Rottnest, sebuah tempat yang sunyi dan jauh dari kehidupan.
Beberapa dekade kemudian, pada tahun 1696, kapten Willem de Vlamingh, juga dari Belanda, datang ke pulau yang sama dan salah mengira quokka sebagai 'tikus raksasa'. Karena kesalahpahaman ini, ia menamai pulau tersebut "Rottnest," yang dalam bahasa Belanda berarti "sarang tikus," sebuah nama yang secara tidak sengaja membayangi kehangatan dan pesona makhluk kecil yang sebenarnya.
Di balik nama itu, quokka menyimpan kisahnya sendiri, dengan akar kata yang berasal dari bahasa penduduk asli Nyungar, kemungkinan diambil dari kata "gwaga," yang mengingatkan kita akan hubungan erat antara alam dan budaya lokal yang telah lama ada sebelum kedatangan bangsa Eropa.