Ratu Elizabeth II (instagram.com/theroyalfamily)
Bisa dibilang, keluarga Kerajaan Inggris merupakan salah satu cerita menarik untuk diikuti. Termasuk bagaimana Ratu Elizabeth II memimpin Inggris dan negara persemakmurannya.
Sebagai seorang raja konstitusional, Ratu Elizabeth II tidak mengambil peran dalam politik dan tidak mengungkapkan pandangan politiknya. Namun, sebagai pemimpin kerajaan, Ratu Elizabeth II rutin berunding dengan perdana menterinya.
Inggris pascaperang masih memiliki kerajaan, kekuasaan, dan ketergantungan yang substansial. Namun, setelah 1950-an, banyak dari bagian Inggris kemudian mendapatkan kemerdekaan dan Kerajaan Inggris berkembang menaungi Persemakmuran Bangsa-Bangsa.
Ratu Elizabeth II juga mengambil peran dalam lawatan internasional di berbagai negara di dunia. Seperti 1973, menghadiri Konferensi Persemakmuran di Ottawa, Kanada. Lalu, pada tahun 1976 bertandang ke Amerika Serikat untuk merayakan 200 tahun kemerdekaan Amerika dari Inggris.
Ratu mengambil langkah revolusi persepsi publik tentang monarki dengan memberikan izin pembuatan film BBC 1969 tentang Royal Family. Film tersebut merupakan sebuah dokumenter yang menampilkan kehidupan rumah kerajaan. Tepatnya, bagaimana ia sarapan, barbekyu di Balmoral, hingga berjalan ke toko kelontong.
Sebagai ratu, Elizabeth II terus mengambil langkah untuk memodernisasi monarki. Upaya ini dilakukan dengan menghapus beberapa unsur formalitas, membuat situs dan harta tertentu lebih mudah diakses oleh publik.
Termasuk ketika Inggris dan negara-negara lain berjuang secara finansial, Ratu Elizabeth II dan Inggris menghapus Daftar Sipil pada 2012. Daftar tersebut merupakan sistem pendanaan publik monarki yang berusia sekitar 250 tahun. Ratu Inggris ini, secara sukarela juga membayar pajak meski tidak diwajibkan.
Sepanjang hidupnya, Ratu Elizabeth II telah melewati berbagai peristiwa bersejarah. Termasuk perceraian putranya, Pangeran Charles dengan Putri Diana, hingga kasus perselingkuhan di kalangan keluarga kerajaan.
Ratu bahkan secara blak-blakan menyebut 1992 sebagai annus horribilis alias tahun yang mengerikan. Puncaknya, guncangan persepsi masyarakat terhadap kerajaan pasca kematian sang menantu, Diana Spencer pada 1997.
Bukan hanya itu, usia panjangnya membuat Ratu Elizabeth II menjadi saksi berbagai sejarah dunia. Termasuk Perang Dunia II, Perang Dingin, keruntuhan kolonialisme menjadi persemakmuran, Brexit, hingga Covid-19. Ratu Elizabeth II bahkan menjadi pemimpin Kerajaan Inggris yang mampu melewati Platinum Jubilee yang menandai 70 tahun tampuk kekuasaan.