Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Cecak, salah satu reptil dengan suara khas (commons.wikimedia.org/Konstantinos Kalaentzis)

Intinya sih...

  • Reptil seperti kadal, ular, dan buaya bisa mengeluarkan suara khas saat merasa terancam, menandai wilayah kekuasaan, atau menarik perhatian lawan jenis.
  • Cecak mengeluarkan suara "cik-cik-cik" untuk menakut-nakuti predator dan menarik perhatian lawan jenis. Tokek juga menggunakan suaranya untuk hal yang sama.
  • Ular derik memproduksi suara lewat ujung ekornya untuk mengusir predator, sementara buaya berkomunikasi dengan suara yang bervariasi sesuai situasi.

Tak melulu burung, anjing, atau kucing, ternyata reptil seperti kadal, ular, dan buaya juga bisa mengeluarkan suara, lho. Suara yang mereka keluarkan juga sangat khas, bahkan manusia sudah sering mendengar suara-suara tersebut. Secara umum, reptil sendiri akan mengeluarkan suaranya saat merasa terancam, untuk menandai wilayah kekuasaan, atau untuk menarik perhatian lawan jenis.

Proses atau cara memproduksi suaranya juga bervariasi, ada yang menggunakan getaran dan ada juga yang memproduksi suara dengan getaran ekor. Alhasil hal tersebut menambah keunikan dari suara yang dihasilkan reptil. Nah, jika kamu penasaran dengan suara reptil kali ini kita akan membahas beberapa reptil dengan suara yang sangat khas. Cermati dan baca dengan seksama supaya kamu bisa membedakan dan mengidentifikasi suara yang dikeluarkan oleh hewan melata ini!

1. Cecak

Cecak (commons.wikimedia.org/Koppi2)

Diantara banyaknya reptil yang bisa bersuara, mungkin cecak jadi yang paling terkenal dan paling mudah ditemui. Bayangkan saja, reptil ini bisa ditemukan dimanapun, mulai dari gurun, hutan, kebun, sawah, pepohonan, sampai di dalam rumah. Ia kerap memanjat dinding rumah, menjatuhkan diri dari langit-langit, dan terkadang juga berkeliaran di lantai rumah. Suara "cik-cik-cik" atau "tok-tok-tok"nya juga sangat khas, alhasil orang-orang dengan mudah bisa mengenali hewan ini.

Umumnya cecak akan mengeluarkan suara pada malam hari dan suara tersebut tentunya punya fungsi. Pertama, cecak mengeluarkan suara untuk menakut-nakuti predator. Tak hanya itu, saat hendak kawin cecak juga akan mengeluarkan suaranya untuk menarik perhatian lawan jenis. Terakhir, suara yang dikeluarkan cecak juga bisa digunakan untuk menandai wilayah kekuasaan, jelas National Geographic.

2. Tokek

Tokek (commons.wikimedia.org/LensOfTheNorth)

Tokek merupakan kerabat dekat dari cecak, karena hal tersebut tidak mengherankan jika hewan ini juga bisa mengeluarkan suara. Sama seperti cecak, suara yang dikeluarkan tokek juga biasanya terdengar pada malam hari, terang Gekkota. Namun tokek punya badan yang jauh lebih besar dari cecak, yaitu bisa mencapai 40 centimeter. Suaranya juga jauh lebih keras dan punya bunyi yang berbeda, yaitu "tokek-tokek-tokek" atau "tok-tok-tok". Alhasil, karena cukup keras tak jarang suara hewan ini membuat kaget manusia dan hewan lain.

Tercatat, tokek menggunakan suaranya untuk beberapa hal, seperti menarik perhatian lawan jenis, menandai wilayah kekuasaan, menakut-nakuti predator, dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu, tokek juga punya kekuatan gigitan yang besar dan setelah menggigit biasanya ia tak akan melepas gigitan tersebut dalam waktu yang lama. Tapi tenang saja, ia tidak berbisa dan gigitannya sama sekali tidak berbahaya bagi manusia.

3. Ular derik

Ular derik (commons.wikimedia.org/Riley Stanton)

Berbeda dari hewan lain yang memproduksi suara lewat mulut, ular derik justru memproduksi suara lewat ujung ekornya, jelas laman Live Science. Mekanisme produksi suaranya juga unik. Pertama, perlu diketahui kalau ujung ekor ular derik terbentuk dari lapisan keratin keras yang saling menyatu dan berongga. Nah, karena berongga maka saat ular derik menggerakan atau menggoyangkan ekornya akan tercipta suara yang nyaring dari ujung ekornya.

Suara tersebut juga hanya memiliki satu fungsi, yaitu untuk mengusir dan menakut-nakuti predator. Hal ini juga punya sebutan tersendiri, yaitu sinyal aposematik yang bisa diartikan sebagai sebuah sifat pada hewan di mana hewan tersebut punya sesuatu yang mencolok yang digunakan untuk mengusir dan menakut-nakuti predator. Contoh sinyal aposematik lain dapat terlihat pada katak beracun yang punya warna mencolok, ular cabai yang punya warna merah di tubuh, atau kadal yang punya duri-duri tajam.

4. Buaya

Buaya (commons.wikimedia.org/Reinhold Möller)

Dilansir Britannica, suara yang dikeluarkan buaya bisa bervariasi dan suara tersebut merupakan salah satu cara buaya untuk berkomunikasi. Sebagai contoh, individu muda atau anakan bisa mengeluarkan suara bernada tinggi saat merasa terancam. Suara tersebut lebih jelas daripada individu dewasa dan mirip dengan suara kadal atau cecak. Di sisi lain, individu dewasa akan mengeluarkan suara yang berat dan berfrekuensi rendah dalam upaya menarik perhatian lawan jenis atau mengusir pengganggu.

Tak cuma itu, buaya juga bisa mengeluarkan auman yang cukup keras, namun auman tersebut tentunya tidak sekeras auman kucing besar seperti singa, macan tutul, atau harimau. Jika dibandingkan hewan lain buaya juga terbilang jarang mengeluarkan suara. Jadi tidak mengherankan jika kamu hampir tidak pernah mendengar suara hewan ini, entah secara langsung atau tidak langsung.

5. Ular kobra

Ular kobra (commons.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)

Laman Australian Broadcoasting Corporation menjelaskan kalau ular seperti ular kobra mampu mengeluarkan suara berupa desisan. Dalam mengeluarkan suara reptil tak berkaki ini juga tak mengandalkan pita suara, tapi mengandalkan aliran udara. Singkatnya, ular mampu mengeluarkan suara dengan memanfaatkan udara yang masuk ke mulut dan hidungnya. Karena hal ini pula suara desisannya punya bunyi, "sshhhhhh" atau "sssssssssttttt" yang panjang dan bernada rendah.

Tapi jika dibandingkan dengan ular lain, suara yang dihasilkan ular kobra jauh lebih nyaring dan keras. Desisan mereka sangat keras sampai-sampai bisa didengar dari jarak yang cukup jauh. Selain desisan, ular berbisa tinggi tersebut juga bisa mengeluarkan suara geraman berat yang mana sangat mirip dengan geraman anjing saat sedang marah. Nah, jika ular kobra sudah mendesis atau menggeram berarti ia sedang marah dan kamu tak boleh mengganggunya.

Tak mau kalah dengan anjing, kucing, atau burung, nyatanya reptil seperti cecak, tokek, ular derik, buaya, dan ular kobra juga bisa mengeluarkan suara. Suara yang mereka hasilkan juga berbeda, mulai dari desisan, geraman, suara keras, sampai suara yang berasal dari ekor. Fungsinya juga beragam, ada yang menggunakan suara untuk mengusir predator, menarik perhatian lawan jenis, sampai berkomunikasi. Karenanya kamu tak boleh meremehkan reptil karena nyatanya hewan ini tak kalah unik dari hewan lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team