Makan Cacing hingga Pakai Radioaktif! Ini 7 Ritual Kecantikan Ekstrem

Banyak yang beranggapan bahwa perempuan saat ini selalu disuguhi dengan standar kecantikan yang tidak realistis. Faktanya, sejak zaman dahulu, perempuan memang sudah dipaksa untuk memenuhi standar kecantikan yang sangat tidak realistis.
Ya, sejak berabad-abad silam, para perempuan harus berjuang keras untuk memenuhi standar-standar kecantikan yang berlaku di masyarakat pada zamannya. Tentunya hal itu dilakukan dengan ritual kecantikan yang ekstrem dan menyakitkan, bahkan hingga membahayakan nyawa.
Berikut beberapa ritual kecantikan paling ekstrem yang dilakukan perempuan zaman dahulu.
1. Menggunakan korset yang sempit demi tampilan tubuh yang indah
Perempuan pada abad ke-19 kerap menggunakan korset yang sangat sempit dan berpotensi menyebabkan masalah medis akut. Bahkan, menurut laman The New York Academy of Medicine, penggunaan korset pada perempuan zaman dulu kerap membuat mereka kesulitan bernapas.
Dalam jangka panjang, penggunaan korset yang sempit ini dapat memicu atrofi otot dan merusak tulang rusuk. Diperkirakan, ritual ekstrem ini bertujuan untuk membentuk siluet tubuh yang indah.
2. Menggunakan kosmetik berbahan timah untuk menutupi bekas cacar
Pada abad ke-18, dunia tengah dilanda wabah cacar yang membuat ratusan ribu jiwa meninggal. Mereka yang selamat harus hidup dengan bekas cacar yang parah. Kala itu, cara terbaik untuk menutupi ketidaksempurnaan pada wajah dengan kosmetik, khususnya bedak.
Mengutip buku Lewd and Notorious: Female Transgression in the Eighteenth Century, untuk menutupi bekas cacar, laki-laki dan perempuan pada masa itu menggunakan bubuk timah sebagai bedak.
Walaupun dapat memberikan tampilan yang halus, bedak timah sebenarnya sangat beracun dan dapat menyebabkan peradangan mata, pembusukan gigi, kebotakan, hingga membuat kulit menghitam dari waktu ke waktu.
3. Mengonsumsi pil berisi telur cacing pita untuk diet
Pada awal tahun 90-an, sejumlah surat kabar melaporkan kasus perempuan yang mengonsumsi pil berisi telur cacing pita dengan tujuan menurunkan berat badan. Telur cacing pita ini diduga akan menetas dan menetap di usus inangnya.
Kemudian, cacing pita ini mengonsumsi nutrisi dari makanan yang dikonsumsi inangnya sehingga nutrisi tersebut tidak dicerna tubuh. Sebagai hasilnya, individu tersebut akan kekurangan gizi dan menjadi kurus.
Kendati demikian, ada juga yang berpendapat bahwa konsumsi cacing pita sebenarnya tidak berpengaruh bagi tubuh, terutama bagi orang yang bertubuh gemuk.
4. Meneteskan cairan tanaman beracun untuk memperlebar pupil mata
Perempuan Itali pada abad renaisans memiliki ritual berbahaya yaitu meneteskan cairan tanaman Atropa belladona atau deadly nightshade ke mata mereka dengan tujuan melebarkan pupil mata. Kala itu, tindakan tersebut dinilai lebih menarik.
Sayangnya, ritual kecantikan ini memiliki efek samping yang akut, seperti penglihatan kabur, vertigo, sakit kepala, bahkan kebutaan.
Sebenarnya, bahan aktif dalam deadly nightshade, yaitu atropin, masih digunakan sampai sekarang untuk melebarkan mata. Akan tetapi, dilansir laman MedlinePlus, cara penggunaannya tidak seperti di masa lalu, namun diencerkan terlebih dahulu sehingga tidak akan membutakan mata.
5. Menggunakan kosmetik mengandung bahan radioaktif
Pada awal abad ke-20, sedang tren produk kosmetik berbahan senyawa radioaktif dan sangat digemari. Kala itu, memang belum ada yang tahu mengenai risiko kesehatan dari radiasi.
Bahkan, pada 1930-an, seorang dokter asal Prancis meluncurkan Tho-Radia, merek kosmetik Prancis yang menggunakan bahan kimia radioaktif, seperti thorium chloride dan radium bromide.
Saat itu, ia mengklaim bahwa krim wajah dengan formula radioaktif yang ia buat dapat merangsang vitalitas seluler, mengencangkan kulit, menyembuhkan bisul dan jerawat, meratakan kemerahan dan pigmentasi, menghilangkan keriput dan penuaan, serta membantu mempertahankan kesegaran dan kecerahan kulit.
Sebaliknya, paparan bahan kimia radioaktif justru dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker hingga kematian.
6. Mengikat kaki supaya menjadi lebih kecil
Pada akhir abad ke-10, terdapat sebuah ritual kecantikan ekstrem yang bertujuan mengecilkan kaki para perempuan hingga berukuran 3 inci dengan cara melipat jari-jari kaki ke bawah dan mengikatnya dengan erat.
Lebih parahnya lagi, ritual menyakitkan ini sudah dilakukan ketika anak perempuan masih berusia 3 atau 4 tahun hingga dirinya dewasa. Sebab, pada masa itu, kaki yang kecil bak boneka dianggap lebih menarik.
Kebiasaan berbahaya ini baru dihentikan saat Revolusi Komunis Tiongkok pada 1949. Kendati demikian, sampai sekarang diperkirakan masih ada perempuan Tionghoa yang hidup dengan tradisi seperti ini.
7. Makan arsenik demi penampilan yang lebih sempurna
Sejumlah perempuan pada abad ke-19 memiliki ritual kecantikan aneh yaitu mengonsumsi arsenik untuk menghasilkan warna kulit yang merata, mata yang cemerlang, dan penampilan yang seksi.
Kala itu, sebenarnya sudah diterapkan aturan pakai yaitu hanya boleh mengonsumsi arsenik sebesar biji jawawut saja. Kendati demikian, ketika seseorang mulai makan arsenik secara teratur. Saat berhenti mengonsumsinya, orang tersebut akan mengalami muntah-muntah dan kejang otot.
Tak hanya itu, konsumsi arsenik juga dapat mengacaukan yodium yang diperlukan untuk fungsi tiroid sehingga membuat orang-orang terkena penyakit gondok.
Ada-ada saja yang dilakukan orang zaman dulu demi tampil cantik. Jangan sampai kita meniru kesalahan yang mereka lakukan, ya. Kesehatan jauh lebih utama dibandingkan penampilan fisik semata.