twitter.com/@Cuauhtemoc_1521
Sudah nonton film "Apocalypto" dari 2006? Jika pernah, maka kamu tahu bahwa suku Maya adalah suku yang gemar mengorbankan nyawa manusia untuk Dewa Hujan, Chaac. Meskipun tidak akurat secara sejarah, Apocalypto setidaknya menggambarkan secara spesifik bagaimana praktik pengorbanan manusia di suku Maya pernah terjadi.
Saksi buta dari praktik pengorbanan manusia yang kelam tersebut adalah Piramida Kukulcan El Castillo di Chichen Itza, komplek peninggalan suku Maya di Yucatan, Meksiko.
Pada praktik tersebut, para korban pertama diberi warna biru di sekujur tubuhnya sebagai tanda penghormatan untuk Dewa Chaac. Dari seluruh metode, biasanya ekstraksi jantung adalah yang paling sering, terutama pada zaman Pascaklasik (900 – 1524). Jantung - apalagi yang masih berdegup - dianggap sebagai "makanan kesukaan" para dewa.
Kaum Maya juga mengenal sepak bola (kalau nonton "Doraemon: Nobita dan Legenda Raja Matahari" pasti tahu). Sepak bola Maya lebih brutal daripada sepak bola modern! Kenapa? Biasanya yang kalah akan dijadikan tumbal untuk Dewa Chaac.
Hanya sebagai penggambaran, inilah simulasi rumitnya prosesi ekstraksi jantung kaum Maya yang dilakukan oleh ahli medis. Bayangkan sakitnya!
Sang korban dibaringkan di atas altar batu dan dipegangi oleh empat orang yang juga diwarnai biru, melambangkan empat Dewa Chaac dari empat arah mata angin.
Kemudian, sang algojo (nacom) menyayat dada kiri korban untuk mengeluarkan jantungnya yang masih berdegup! Proses tersebut diharuskan selesai dalam waktu 20 detik agar tetap fresh. Korban tidak dibius sama sekali!
Nacom kemudian menyerahkan jantung itu kepada sang rahib (chilan) agar darahnya dapat ditorehkan pada gambar Dewa Chaac.
Para korban biasa entah dibuang ke sumur atau dilemparkan ke bawah, agar dapat dikuliti oleh rahib pembantu. Kulit korban kemudian dipakai oleh sang chilan sebagai pakaian tari yang melambangkan "kehidupan".
Siap mendengar yang satu ini? Jika yang dikorbankan adalah ksatria terhormat, maka tubuh sang ksatria akan disembelih dan dimakan oleh masyarakat dan rekan ksatria! Kanibalisme! Jika yang dikorbankan adalah tahanan perang, maka tulang tangan dan kaki korban akan dipakai oleh chilan sebagai tanda penghargaan.
Itulah berbagai ritual-ritual zaman lampau (hingga zaman sekarang) yang mengorbankan nyawa manusia demi hal-hal mistis yang tak masuk akal, dari menurunkan hujan hingga jimat.
Seperti yang kamu baca, hal-hal ini tidak mencerminkan nilai kemanusiaan sama sekali dan sudah sepatutnya praktik semacam ini musnah dari muka Bumi. All lives matter!