Pulau Sumatra memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, termasuk di dalamnya berbagai jenis satwa yang dilindungi. Perburuan ilegal, konflik dengan manusia hingga sulitnya beradaptasi dengan iklim dan lingkungan di masa sekarang ini diyakini menjadi beberapa penyebab satwa yang dilindungi menuju kepunahan, khususnya yang memiliki habitat di alam liar.
Tahukah kamu bahwa kepunahan satu satwa dapat berefek domino dalam satu ekosistem yang berujung pada kerusakan jaring kehidupan ekosistem secara menyeluruh? Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelangsungan satwa-satwa yang hampir punah ini adalah dengan melakukan restorasi kawasan hutan yang menjadi habitat mereka seperti yang dilakukan Restorasi Ekosistem Riau (RER).
Baru-baru ini, RER mempublikasikan Laporan Kemajuan mereka dalam melindungi kawasan hutan yang merupakan habitat bagi 797 spesies ini. Dari jumlah itu, ada lebih dari 57 spesies yang dikategorikan oleh lembaga konservasi dunia International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebagai spesies yang populasinya terancam.
Restorasi Ekosistem Riau (RER) merupakan program restorasi dan konservasi hutan gambut terbesar di Sumatra yang diinisiasi oleh Grup APRIL sejak 2013 dan beroperasi atas izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. RER berkomitmen melindungi, merestorasi, dan mengkonservasi ekosistem hutan gambut serta menjaga stok karbon dan melestarikan keanekaragaman hayati di area konsesi seluas 150.693 ha di Riau. Luasan ini setara dengan luas kota London lho.
Apa aja sih satwa langka yang terancam punah yang dapat ditemukan di area konsesi RER tersebut? Yuk cek faktanya di bawah.