Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)
Dari Serat Centhini, maka bisa dikatakan bahwa gorengan sudah mulai naik daun di Nusantara sejak abad ke-19 dengan kemunculan kelapa sawit (Elaeis). Sebenarnya, sebelum adanya kelapa sawit, masyarakat Nusantara juga terbiasa menggoreng dengan minyak kelapa.
Tahukah kamu kalau kelapa sawit bukan buah asli Indonesia? Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), kelapa sawit dibawa dari Afrika ke Tanah Air oleh Belanda pada 1848. Dari berbagai bentuk produk kelapa, minyak kelapa sawit jadi salah satu yang paling umum sejak abad ke-20.
Seorang pengusaha cerutu Belanda, Justus van Maurik, melancong ke Nusantara pada abad ke-19. Dalam bukunya, Indrukken van een Totok : Indische typen en schetsen (1897), Justus melihat penjaja makanan pinggir jalan yang menjual berbagai penganan dan hidangan, termasuk ikan goreng (gebakken vischjes).
Dalam Usaha Kelapa Rakyat di Daerah Jawa Timur pada Awal Abad ke-20 (2001) oleh Rucianawati mengatakan bahwa rakyat Indonesia masih mengolah buah kelapa menjadi minyak secara tradisional. Namun, saat itu, pengusaha Eropa dan China sudah memiliki teknologi untuk mengolah kelapa menjadi minyak.
Dan selebihnya, gorengan menjadi salah satu bagian dari budaya masak Indonesia hingga saat ini. Ingat, meski rasanya enak, jangan berlebihan karena tidak baik untuk tubuhmu!