ilustrasi seorang pemilik surat kabar yang sedang duduk di kursi kantornya menikmati keuntungan (loc.gov)
Pada pergantian abad ke-20, Revolusi Industri membuat perubahan besar dalam kehidupan masyarakat dan juga pekerjaan, kondisi buruk pun menimpa mereka yang bekerja di pabrik-pabrik baru. Anak-anak dipekerjakan, selain itu, ada aturan dan hukum yang merendahkan orang kulit hitam.
Dengan latar belakang inilah, muncul reporter perempuan pemberani. Mereka siap untuk menyamar dan melaporkan berita dengan detail yang kritis dan tajam. Khususnya, mengenai mereka yang hidup di daerah kumuh, rumah sakit jiwa, pabrik, dan banyak lainnya.
Tugas mereka begitu berat. Menurut laporan Smithsonian Magazine, wartawan perempuan ini mempertaruhkan reputasi, nyawa, dan tubuh mereka sendiri dalam membuka kesadaran masyarakat akan kondisi tidak manusiawi yang dialami mereka yang kurang beruntung.
Memang, jurnalis lapangan ini sering diremehkan bahkan di penerbit koran mereka sendiri. Mereka juga dicemooh jurnalis laki-laki karena dianggap pintar memanipulasi situasi dan dituduh mengarang cerita, seperti yang ditulis Randall Sumpter di American Journalism. Namun demikian, karya mereka menghiasi halaman surat kabar terkenal dan organisasi berita resmi di seluruh dunia.