Saat ini, Listerine digunakan untuk membersihkan mulut dan menghilangkan bau mulut. Tetapi, menurut National Museum of American History, produk ini awalnya digunakan untuk mendisinfeksi alat bedah, menghilangkan ketombe, membersihkan lantai, melawan bau badan, dan mengobati penyakit mulai dari cacar hingga gonore.
Dr. Joseph Lister adalah dokter era Victoria yang melakukan studi terkait nilai kebersihan. Menurut Britannica, Lister menemukan bahwa, jika dia membersihkan tangan dan peralatan bedahnya dengan asam karbol, kemungkinan pasien meninggal karena sepsis jauh lebih kecil.
Menurut The Conversation, Ignaz Semmelweis yang pertama kali menerapkan metode cuci tangan pada tahun 1847, justru ditolak mentah-mentah. Tetapi pada tahun 1870-an, menurut Museum Mütter, gagasan Lister diterima secara luas dan tingkat kematian menurun drastis. Disinilah ahli kimia Jordan Wheat Lambert membuat antiseptik, ia menamakannya "Listerine" yang terinspirasi dari nama dokter terkemuka, Lister.
Di tahun-tahun berikutnya, Listerine digunakan untuk berbagai macam hal. Salah satunya adalah "halitosis" atau bau mulut. Meskipun bau mulut itu bisa terjadi, halitosis sebenarnya adalah taktik pemasaran, seperti yang dilaporkan Smithsonian Magazine. Yang dirancang untuk membuat orang paranoid. Dalam beberapa iklan, bau mulut menyebabkan pasangan menjauh atau kencan yang gagal.