ilustrasi thanksgiving pertama di Amerika Serikat (AS) (pixabay.com/GDJ)
Namun pada pergantian abad ke-19, kalkun telah menjadi hidangan populer yang disajikan pada acara-acara seperti itu. Ada beberapa alasan, yakni:
- Jumlah burungnya cukup banyak. Seorang ahli memperkirakan bahwa setidaknya ada 10 juta kalkun di Amerika pada saat kontak dengan Eropa.
- Kalkun di peternakan keluarga hampir selalu tersedia untuk disembelih. Meskipun sapi dan ayam berguna karena menghasilkan susu dan telur, kalkun umumnya dipelihara hanya untuk diambil dagingnya sehingga dapat langsung dibunuh.
- Seekor kalkun biasanya cukup besar untuk memberi makan satu keluarga.
Ketika Thanksgiving menjadi hari libur resmi Amerika, sebuah mitologi nasional terbentuk di sekitarnya. Kumpulan tulisan Pilgrim tahun 1841 menyebut jamuan makan yang digambarkan oleh Winslow sebagai "First Thanksgiving".
Meskipun Winslow tidak secara spesifik menyebut kalkun, rekan kolonisnya, William Bradford merujuk pada "great store of wild turkies" di Plymouth pada musim gugur itu, dalam sebuah jurnal yang dicetak ulang pada tahun 1856.
Tak lama kemudian, hubungan budaya antara peziarah, kalkun, dan Thanksgiving menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan integral dari pendidikan anak-anak sekolah di Amerika. Dari sudut pandang yang lebih praktis, harga kalkun juga relatif terjangkau.
Meskipun kalkun liar dianggap terancam punah pada awal abad ke-20, populasinya kembali mencapai jutaan. Selain itu, praktik pembiakan modern telah membantu menjadikan kalkun lebih besar dan lebih murah dari sebelumnya, sehingga memastikan mereka tetap mendapat tempat di meja saat perayaan Thanksgiving.