Setelah berulang kali melanggar sumpahnya dalam perang salib, Kaisar Friedrich II diekskomunikasi oleh Paus Gregorius IX pada tahun 1228. Namun ia berlayar dari Brindisi, mendarat di Palestina, dan melalui diplomasi ia mencapai kesuksesan yang tak terduga. Al-Kamil memberikan Yerusalem, Nazareth, dan Betlehem kepada tentara salib dalam jangka waktu sepuluh tahun.
Sebagai imbalannya, Friedrich berjanji untuk melindungi Al-Kamil dari semua musuh, sekalipun mereka umat Kristen. Setelah masa tenang ini, Perang Salib Para Baron pun terjadi.
Perang ini adalahi suatu upaya oleh Raja Thibaut I dari Navarre pada tahun 1239 dan 1240, yang berawal dari panggilan Paus Gregorius IX untuk kembali menghimpun tentara salib pada bulan Juli 1239 setelah gencatan senjata berakhir.
Selain Thibaut, Peter dari Dreux, Hugues IV dari Bourgogne dan bangsawan Prancis lainnya juga ikut berpartisipasi di dalamnya. Mereka tiba di Akko pada bulan September 1239.
Setelah kekalahan pada bulan November di Gaza, Thibaut mengatur dua perjanjian, satu perjanjian dengan kaum Ayyubiyyah dari Damaskus dan perjanjian lainnya dengan kaum Ayyubiyyah dari Mesir. Perjanjian ini membuat sebagian bangsawan tidak senang, dan Thibaut kembali ke Eropa setelahnya.