Setelah eksperimen Robert Goddard dengan roket berbahan bakar cairan, banyak insinyur muda Amerika terpesona oleh bidang ilmu roket yang sedang berkembang. Secara khusus, terbentuklah Institut Teknologi California sebagai tempat pembelajaran peroketan awal.
Untuk tesis pascasarjana, seorang mahasiswa bernama Frank Malina menjalankan serangkaian eksperimen dengan roket berbahan bakar alkohol, ditemani oleh rekan-rekannya Qian Xuesen (a.k.a. Tsien Hsue-Shen), Jack Parsons, dan beberapa lainnya. Eksperimen mereka berkembang menjadi lembaga penelitian yang sangat sukses: Jet Propulsion Laboratory, atau JPL.
Dibentuk pada akhir tahun 1930-an, JPL adalah salah satu badan terorganisir paling awal untuk studi ilmu roket di Amerika Serikat. Lembaga ini dimulai sebagai entitas dalam Caltech (Institut Teknologi California) tetapi disponsori oleh Angkatan Darat AS mulai awal 1940-an.
JPL menjelaskan, penelitiannya berpusat pada pengembangan sistem rudal balistik awal. Pada tahun 1958, JPL membangun satelit sukses pertama Amerika, Explorer 1. Ketika NASA dibentuk akhir tahun itu, keseluruhan JPL berada di bawah kendali NASA, dan JPL tetap menjadi bagian penting dari struktur organisasi NASA saat ini.
Sayangnya, pendiri JPL, Jack Parsons meninggal dalam ledakan laboratorium pada usia 37 tahun. Frank Malina masuk daftar hitam di AS setelah penyelidikan FBI mengungkapkan afiliasi komunisnya. Dan Qian Xuesen menghabiskan lima tahun hidupnya dari "Red Scare" tahun 1950-an. Para simpatisan komunis tidak mendapat tempat dalam program roket Amerika. Nazi, di sisi lain, disambut dengan tangan terbuka.