Selain Holocaust, Ini 5 Peristiwa Kelam yang Pernah Terjadi di Eropa
Sejarah Eropa tidak terlepas dari peperangan besar, diantaranya Perang Dunia I dan II. Dalam kurun waktu tersebut, ada banyak peristiwa sejarah tragis dan memilukan yang memakan banyak korban jiwa.
Ketika membahas seputar peristiwa sejarah memilukan di Eropa, kita selalu teringat dengan tragedi Holocaust pada rentang tahun 1941-1945. Saat itu, sekitar 6 juta bangsa Yahudi Eropa menjadi korban pembantaian sistematik yang dilakukan oleh Jerman Nazi.
Holocaust bukan satu-satunya peristiwa sejarah kelam yang pernah terjadi di Eropa. Lima peristiwa berikut ini menggambarkan pembantaian massal, teror terhadap etnis tertentu, hingga fenomena kelaparan terstruktur.
1. Holodomor
Dalam bahasa Ukraina, holodomor bermakna mati kelaparan. Tahun 1932-1933 menjadi mimpi buruk bangsa Ukraina setelah kawasan tersebut dilanda kelaparan massal.
Kebijakan kolektivisme pertanian oleh penguasa Uni Soviet kala itu, Joseph Stalin, merupakan awal dari fenomena kelaparan tersebut. Sejak tahun 1929, Stalin memaksa para petani untuk menyerahkan kepemilikan tanah sekaligus seluruh hasil pertanian kepada Partai Komunis Soviet.
Akan tetapi, kolektivisme yang diinisiasi Stalin mulai berdampak pada penurunan produksi hasil pertanian. Tak butuh waktu lama bagi sekelompok orang di beberapa kawasan Ukraina untuk memulai gerakan pemberontakan.
Terdesak oleh situasi yang mulai memanas, Stalin merencanakan wabah kelaparan terutama di kawasan pedesaan Ukraina. Pemutusan distribusi makanan serta pelarangan warga untuk meninggalkan Ukraina menjadi bagian dari rencana besar Stalin.
Dalam kurun waktu 1931-1934, sebanyak 3,9 juta rakyat Ukraina berakhir menjadi korban kelaparan massal. Selama bertahun-tahun, berita tentang Holodomor tidak pernah muncul hingga tahun 1986 pasca terjadinya bencana Chernobyl, dikutip dari Britannica.
2. Kejahatan perang kelompok Chetnik
Chetnik merupakan nama salah satu kelompok bersenjata dari Kerajaan Yugoslavia. Ideologi utama dari Chetnik adalah menyatukan seluruh bangsa Serbia dalam satu negara Serbia Raya yang wilayahnya mencakup hampir seluruh Yugoslavia.
Meskipun bangsa Serbia berstatus mayoritas, Yugoslavia sebenarnya terdiri dari berbagai etnis seperti Kroasia, Slovenia, Bosnia, juga Albania. Selain itu, Chetnik juga mendapat perlawanan dari kelompok Partisan yang menganut paham komunisme.
Demi mencapai cita-cita Serbia Raya, kelompok Chetnik membunuh setiap pihak yang berseberangan dengannya. Selain memburu ratusan simpatisan Partisan, Chetnik juga melakukan pembersihan etnis terhadap komunitas Muslim dan Kroasia.
Meski beberapa kali berganti kepemimpinan dalam kurun waktu tahun 1941-1945, Chetnik terus menyasar komunitas Muslim dan Kroasia. Menurut perkiraan ahli demografi, sebanyak 33 ribu Muslim dan 32 ribu etnis Kroasia menjadi korban kejahatan perang oleh Chetnik, dikutip dari Balkan History.
3. Great Purge
Great Purge atau teror besar-besaran adalah upaya Joseph Stalin untuk melawan anggota Partai Komunis yang berseberangan dengannya. Stalin bersama dengan para anggota Politbureau ingin memastikan tidak ada satupun pihak yang berpotensi melawan pemerintah.
Di tahun 1936, pemerintah Soviet mengadili lebih dari 50 mantan pejabat Partai Komunis atas dugaan kerjasama untuk membunuh Stalin. Banyak diantaranya dijatuhi hukuman tembak mati dan dikirim ke kamp kerja paksa.
Dalam perjalanannya, Stalin tidak hanya membungkam lawan-lawannya di Partai Komunis saja. Para pemimpin Bolshevik yang berperan dalam Revolusi Rusia 1917 juga tak lepas dari ancaman eksekusi. Begitupula dengan para tuan tanah dan kelompok minoritas yang ada di wilayah Soviet.
Great Purge mencapai puncaknya saat NKVD atau polisi Soviet berada di bawah pimpinan Nikolai Yezhov, tepatnya antara 1936-1938. Jutaan orang menjadi korban penembakan dan beberapa diantaranya mengalami penyiksaan di sistem kerja paksa gulag.
Stalin memutuskan untuk menghentikan Great Purge pada musim panas 1938 dan melepas Yezhov dari jabatannya selaku kepala NKVD. Meski Great Purge berakhir, Stalin tetap melanjutkan deretan aksi represifnya seperti penangkapan maupun pengusiran hingga tahun 1953, dikutip dari New World Encyclopedia.
4. Pengusiran bangsa Jerman dari beberapa wilayah Eropa
Barangkali tidak banyak orang tahu bahwa bangsa Jerman pernah berstatus sebagai pengungsi. Tahun 1944-1950 akan selalu dikenang oleh bangsa Jerman sebagai masa-masa kelam.
Bangsa Jerman sebenarnya sudah menghuni kawasan Eropa Tengah dan Timur, yang meliputi Polandia, Cekoslovakia, hingga Rumania, bahkan sejak masa Abad Pertengahan. Selama berabad-abad, mereka memiliki hubungan yang baik dengan etnis lainnya sebelum dimulainya era pendudukan Jerman Nazi.
Nazi memberi label volksdeutsche kepada bangsa Jerman yang tinggal di luar Jerman. Siapapun yang berstatus volksdeutsche berhak untuk mendapat jabatan tinggi di Nazi, termasuk ikut dalam rangkaian aksi kekerasan yang dilakukan Nazi.
Situasi ini memantik kemarahan dari bangsa-bangsa lainnya. Sampai akhirnya ketika Jerman kalah di Perang Dunia II, seruan untuk pengusiran bangsa Jerman terdengar di berbagai negara Eropa Tengah dan Timur terutama Polandia, Uni Soviet dan Cekoslovakia.
Jutaan bangsa Jerman terusir dari berbagai wilayah Eropa. Beberapa diantaranya harus melewati perjalanan panjang dan melelahkan untuk bisa sampai ke Jerman, tetapi tidak sedikit pula yang dikirim ke berbagai kamp kerja paksa, dikutip dari BBC.
5. Pembantaian Srebrenica
Pasca kemerdekaan Bosnia-Herzegovina di tahun 1992, kelompok bersenjata Serbia Bosnia memproklamirkan berdirinya Republika Srpska yang berada di sebagian wilayah Bosnia-Herzegovina. Republika Srpska dimaksudkan sebagai negara khusus bangsa Serbia dan mengusir kelompok lainnya yang bermukim di kawasan tersebut, termasuk Muslim Bosnia dan Katholik Kroasia.
Srebrenica, sebuah kota kecil di sisi timur Bosnia-Herzegovina, kala itu dihuni oleh mayoritas Muslim Bosnia. Kawasan tersebut diincar oleh pasukan Serbia Bosnia karena posisinya yang berbatasan dengan Republik Serbia.
Akan tetapi, para penduduk Srebrenica terus menentang usaha aneksasi wilayah yang dilakukan tentara Bosnia Serbia. Pada Mei 1995, Radovan Karadžić selaku pemimpin Republika Srpska memulai proses pemutusan jalur makanan menuju Srebrenica.
Perlahan, Srebrenica mulai ditinggalkan beberapa anggota pasukan bersenjatanya untuk mencari makanan di luar kawasan tersebut. Situasi ini dimanfaatkan oleh tentara Bosnia Serbia untuk menyerang Srebrenica yang dimulai pada 6 Juli 1995.
Tentara Bosnia Serbia memisahkan para wanita, anak-anak dan orang tua ke dalam bus dan membawanya ke wilayah yang dikuasai bangsa Bosnia. Sementara itu, lebih dari 8000 pria dan remaja laki-laki, dalam keadaan mata tertutup, dibawa ke beberapa tempat untuk dieksekusi.
Sebanyak 19.473 tentara Bosnia Serbia terlibat dalam pembantaian Srebrenica menurut sebuah laporan di tahun 2005. Sementara itu, Radovan Karadžić baru tertangkap di tahun 2008 dan menerima hukuman 40 tahun penjara setelah proses peradilannya selesai di tahun 2016, dikutip dari Britannica.
Meski jumlah korban jiwa-nya tidak sebanyak Holocaust, deretan peristiwa kelam ini tetap meninggalkan luka dan trauma mendalam bagi pihak-pihak yang ditinggalkan. Semoga kejadian kelam serupa tidak pernah terjadi lagi di kemudian hari.