Srebrenica Memorial (commons.m.wikimedia.org/Skrewt25)
Pasca kemerdekaan Bosnia-Herzegovina di tahun 1992, kelompok bersenjata Serbia Bosnia memproklamirkan berdirinya Republika Srpska yang berada di sebagian wilayah Bosnia-Herzegovina. Republika Srpska dimaksudkan sebagai negara khusus bangsa Serbia dan mengusir kelompok lainnya yang bermukim di kawasan tersebut, termasuk Muslim Bosnia dan Katholik Kroasia.
Srebrenica, sebuah kota kecil di sisi timur Bosnia-Herzegovina, kala itu dihuni oleh mayoritas Muslim Bosnia. Kawasan tersebut diincar oleh pasukan Serbia Bosnia karena posisinya yang berbatasan dengan Republik Serbia.
Akan tetapi, para penduduk Srebrenica terus menentang usaha aneksasi wilayah yang dilakukan tentara Bosnia Serbia. Pada Mei 1995, Radovan Karadžić selaku pemimpin Republika Srpska memulai proses pemutusan jalur makanan menuju Srebrenica.
Perlahan, Srebrenica mulai ditinggalkan beberapa anggota pasukan bersenjatanya untuk mencari makanan di luar kawasan tersebut. Situasi ini dimanfaatkan oleh tentara Bosnia Serbia untuk menyerang Srebrenica yang dimulai pada 6 Juli 1995.
Tentara Bosnia Serbia memisahkan para wanita, anak-anak dan orang tua ke dalam bus dan membawanya ke wilayah yang dikuasai bangsa Bosnia. Sementara itu, lebih dari 8000 pria dan remaja laki-laki, dalam keadaan mata tertutup, dibawa ke beberapa tempat untuk dieksekusi.
Sebanyak 19.473 tentara Bosnia Serbia terlibat dalam pembantaian Srebrenica menurut sebuah laporan di tahun 2005. Sementara itu, Radovan Karadžić baru tertangkap di tahun 2008 dan menerima hukuman 40 tahun penjara setelah proses peradilannya selesai di tahun 2016, dikutip dari Britannica.
Meski jumlah korban jiwa-nya tidak sebanyak Holocaust, deretan peristiwa kelam ini tetap meninggalkan luka dan trauma mendalam bagi pihak-pihak yang ditinggalkan. Semoga kejadian kelam serupa tidak pernah terjadi lagi di kemudian hari.