Boomslang merupakan sejenis ular berbisa mematikan yang hidup di panasnya sub-sahara Afrika. Ular ini memiliki taring di bagian belakang mulutnya (rear-fanged) untuk menyuntikan bisa hemotoxin yang mematikan. Berbeda dengan ular berbisa lain, bisa dari Boomslang bereaksi dengan sangat lambat, namun memiliki efek yang sangat menyiksa. Hal ini disaksikan secara langsung oleh Karl Schmidt, seorang herpetologis berkebangsaan Amerika di tahun 1957.
Dilansir dari program Science Friday di situs Pri.org, Schmidt sedang memeriksa seekor spesimen Boomslang yang ia bawa ke Chicago Natural History Museum. Tiba-tiba ular tersebut menggigit jari kiri Schmidt dan langsung menyuntikkan bisanya ke tubuh sang ilmuwan legendaris tersebut. Bukannya panik, ia justru mencatat detail gejala kerusakan organ-organ di tubuhnya sendiri, yang kemudian diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah pasca kematiannya.
Dalam jurnal tersebut, Schmidt mencatat beberapa gejala awal seperti demam tinggi disertai dengan gemetaran otot dan peningkatan temperatur tubuh yang ekstrem. Beberapa jam kemudian, Schmidt pun mengalami pendarahan melalui mulut, saluran kencing, dan beberapa lubang tubuh lain. Keesokan harinya, Schmidt pun kehilangan kesadaran ketika jantung dan otaknya mengalami pendarahan hebat. Ia pun meninggal akibat kegagalan respirasi pada siang hari, sekitar 24 jam setelah gigitan.
Itulah beberapa kisah tentang kematian paling mengerikan yang tercatat oleh sains. Meskipun menakutkan, hal ini seharusnya bisa menjadi pembelajaraan bagi kita untuk mensyukuri kehidupan yang masih bisa kita nikmati hingga saat ini.