Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sepak bola (pixabay.com/AnnRos)

"Jika esok kita menonton pertandingan sepak bola dan sudah tahu hasilnya, sepak bola sudah mati."

Itulah kata Michel Platini, salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa yang pernah menjabat sebagai Presiden ke-6 FIFA. Ironisnya, pada 2015, Platini terciduk kasus korupsi dan dilarang mengikuti administrasi dan kegiatan sepak bola hingga 2023.

Sayangnya, saat uang turut campur, sportivitas pun ditinggalkan. Sepanjang sejarah sepak bola, uang sering mengatur jalan pertandingan agar hasilnya sesuai dengan yang dikehendaki oknum tertentu. Tidak percaya? Inilah beberapa skandal pengaturan skor paling memalukan dalam sejarah sepak bola!

1. Totonero (1980)

AC Milan sempat terdegradasi ke Serie B akibat kasus totonero (sempremilan.com)

Semua berawal pada 1946, saat Italia memperbolehkan sistem Totocalcio, di mana rakyat Italia boleh bertaruh sepak bola. Kuncinya, mereka harus menebak dengan tepat 12 hasil pertandingan. Seharusnya, sulit untuk diatur skornya, 'kan?

Pada 1979, Alvaro Trinca dan Massimo Cruciani memutuskan untuk mengatur skor. Pertandingan pertama yang diatur adalah antara Lazio dan Palermo pada November 1979 dan berakhir seri. Namun, setelahnya, pengaturan skor tidak berhasil sehingga Trinca dan Cruciani kehilangan 100 juta lira (hampir Rp6,2 miliar per 2022)

Pada 1980, Trinca dan Cruciani melaporkan insiden tersebut beserta nama 27 pemain dan 13 klub Serie A dan Serie B. Selain kedua sosok tersebut, presiden A.C. Milan, Felice Colombo juga ditangkap dan dicopot jabatannya.

Saat itu, hukum sepak bola Italia belum mengatur mengenai pengaturan skor. Jadi, beberapa pemain, termasuk legenda Italia Paolo Rossi, dijatuhi skors dari hitungan bulan hingga tahun. Selain itu, insiden yang disebut Totonero ini juga membuat A.C. Milan dan Lazio harus turun kasta dari Serie A ke Serie B.

2. Skandal Standard-Waterschei (1982)

Editorial Team

Tonton lebih seru di