Meskipun secara umum coelacanth mempertahankan bentuk tubuh yang sama sejak Zaman Kapur, penelitian terbaru menemukan bahwa struktur anatomi mereka terus berubah. Khususnya, tulang rahang dan tengkorak mengalami evolusi yang signifikan.
Para peneliti menemukan bahwa perubahan ini berkaitan dengan kecepatan pergerakan benua. Faktor lingkungan lainnya seperti tingkat oksigen di laut atau suhu air, juga memengaruhi perubahan anatomi.
Penemuan ini memberikan pemahaman baru bahwa evolusi kehidupan di Bumi juga dipengaruhi oleh pergerakan lempeng benua. Coelacanth menjadi bukti hidup bahwa bahkan spesies yang paling kuno pun terus berevolusi di tengah perubahan dramatis di planet kita.
Referensi
Clement, Alice M, Richard Cloutier, Michael S Y Lee, Benedict King, Olivia Vanhaesebroucke, Corey J A Bradshaw, Hugo Dutel, Kate Trinajstic, and John A Long. “A Late Devonian Coelacanth Reconfigures Actinistian Phylogeny, Disparity, and Evolutionary Dynamics.” PubMed 15, no. 1 (September 12, 2024).
Live Science. Diakses pada September 2024. Ancient relative of 'living fossil' fish reveals that geological activity supercharges evolution.