Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
massivesci.com

Sains tentu sangat mengedepankan rasionalitas sebagai dasar atau fondasi cara berpikir supaya terhindar dari berbagai macam pandangan subjektif. Pandangan dan gagasan subjektif berarti pandangan pribadi yang dimunculkan tanpa adanya sebuah studi dan peneltian empiris untuk menegakkan kebenaran gagasannya tersebut.

Persoalannya, pandangan subjektif bisa benar dan bisa juga salah. Bagi banyak ilmuwan, gagasan subjektif bahkan bisa bersifat ambigu dan irasional. Nah, biasanya gagasan yang dianggap subjektif bisa dianggap bertentangan dengan sains itu sendiri. Tapi ada beberapa gagasan penentang sains yang seolah "memaksakan" pendapatnya untuk menjadi rasional.

Ya, objektif dalam rasionalitas bukanlah hal baru bagi sains. Dalam sejarahnya, ada beberapa gagasan dan pandangan yang dianggap sebagai penentang sains. Apa saja pandangan tersebut? Yuk, disimak!

1. Geosentris sebagai penentang dari heliosentris

owlconnected.com

Mungkin sebagian kita lebih mengenal Nicolaus Copernicus sebagai penemu tunggal konsep heliosentris, yakni sebuah pandangan ilmiah yang menyatakan bahwa Bumi dan planet-planet di tata surya mengelilingi Matahari sebagai pusat tata surya. Namun, jauh sebelum Copernicus ada, gagasan ilmiah ini sudah pernah digagas oleh ilmuwan Yunani kuno di zaman Sebelum Masehi.

Seperti ditulis dalam laman Britannica, seorang astronom dan fisikawan Yunani bernama Aristarchus of Samos pernah menggagas dan berpendapat bahwa Bumi bergerak pada sumbunya dan mengelilingi Matahari sebagai pusat dari tata surya. Namun, gagasannya tersebut memang tampak masih sederhana dan tidak didasarkan studi empiris.

Gagasan yang ada pada tahun 200-an Sebelum Masehi tersebut memunculkan paradigma baru tentang cara berpikir dan mengambil sudut pandang berdasarkan rasionalitas, meskipun saat itu studi dan penelitian empiris masih sangat sederhana. Nah, jauh setelahnya, muncul gagasan baru yang menentang gagasan yang sudah mapan tersebut.

Gagasan dan pandangan yang dianggap menentang sains itu bernama geosentrisme, yakni konsep yang menyatakan bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta. Gagasan ini dilontarkan secara gamblang oleh Claudius Ptolemaeus pada abad ke-2 Masehi atau 300 tahun setelah Aristarchus menggagas heliosentris. Sebelumnya juga ada Aristoteles yang sudah lebih dulu memiliki pandangan mengenai geosentrisme.

Apakah geosentrisme dibuat untuk meruntuhkan heliosentrisme? Entahlah. Namun, faktanya, pada awal-awal era Masehi ada banyak ilmuwan yang menjadi musuh dari kalangan keagamaan karena mereka memiliki pandangan berlawanan dengan geosentrisme tersebut. Beberapa ilmuwan bahkan mendapatkan diskriminasi dari kaum puritan.

Baru pada era yang lebih modern, di mana bukti-bukti sudah mulai dijadikan pendukung dalam sebuah hipotesis, teori heliosentris muncul kembali dengan sebuah model yang jauh lebih kompleks. Pada abad ke-16 seorang ilmuwan bernama Nicolaus Copernicus menggagas heliosentris dengan penghitungan yang lebih matang.

2. Gagasan Bumi datar

Editorial Team

Tonton lebih seru di