Gula, salah satu kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia. Umumnya, bahan ini terbuat dari tanaman tebu yang telah mengalami sejumah tahapan hingga berbentuk seperti butiran-butiran kristal.
Tapi, tahukah kamu bahwa tanaman penghasil gula selain tebu juga ada, lho. Meski masih asing bagi beberapa orang, deretan tanaman ini rupanya dijadikan bahan baku pembuatan gula, apakah kamu pernah mencobanya?
Bit gula atau Beta vulgaris var. altissima merupakan tanaman yang tergolong ke dalam famili Amaranthaceae. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula yakni umbinya. Umbi bit biasanya berwarna putih dan berbentuk bulat mengerucut.
Dilansir Britannica, umbi bit mengandung sukrosa yang cukup tinggi dan merupakan sumber gula kedua di dunia setelah tebu. Kandungan sukrosa dalam umbi bit dapat mencapai 22 persen. Berbeda dengan tebu yang memerlukan waktu sekitar satu tahun setelah tanam, bit dapat dipanen saat berumur 2-3 bulan.
Stevia merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili Asteraceae. Mengutip Jurnal El-Hayah (2014), daun stevia diketahui mengandung glikosida berupa steviosida yang memiliki tingkat kemanisan 200-300 kali gula tebu. Jadi kamu hanya perlu menambahkan sedikit gula stevia untuk membuat makananmu menjadi lebih manis.
Terlebih stevia sama sekali tidak mengandung kalori dan karbohidrat. Kamu tetap bisa mengonsumsi makanan manis walaupun sedang dalam program diet. Dilansir Nature, gula yang berasal dari daun stevia aman dikonsumsi oleh pengguna diabetes, anak-anak serta ibu hamil.
Jagung atau zea mays merupakan tanaman suku rumput-rumputan atau Graminae sama halnya dengan tebu, padi, dan gandum. Di Indonesia, jagung kerap dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok setelah beras atau pakan hewan.
Namun sekarang ini, jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pemanis buatan. Mengutip Britannica, gula jagung dibuat dari pemecahan senyawa pati yang diektraksi dari bii jagung. Selain dibuat menjadi gula padat, pati jagung juga diolah menjadi bentuk sirup.
Maple merupakan tanaman berkayu yang tumbuh di negara-negara subtropis. Tanaman ini dikenal akan keindahan daunnya yang akan berubah warna saat musim gugur tiba. Gula maple dalam bentuk butiran dibuat dengan memasak sirup maple pada suhu tertentu hingga kadar airnya menguap.
Dilansir Ctmaple, sirup maple dibuat dari getah pohon maple yang kemudian dievaporasi dan disaring. Sirup maple banyak digunakan sebagai topping berbagai makanan manis, misalnya pancake dan waffle.
Sebagian besar orang tentu sudah tidak asing dengan pohon kelapa. Tanaman yang identik dengan suasana pantai ini banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tandan bunga kelapa mengandung cairan manis atau nira yang nantinya dapat diolah menjadi gula kelapa.
Gula kelapa atau sering juga dikenal dengan gula jawa sudah banyak digunakan dalam berbagai hidangan khas Indonesia, sebut saja gethuk, klepon, dan kue putu. Rasa dan aromanya yang unik membuat gula kelapa terus eksis hingga sekarang.
Mengutip Healthline, gula kelapa mengandung beberapa mineral dan juga serat inulin. Namun, gula kelapa mengandung kalori yang tinggi sehingga tidak baik bila dikonsumsi secara berlebihan.
Gula adalah hal yang sulit dipisahkan dari keseharian kita, terutama bagi para pecinta makanan manis. Konsumsi gula tebu yang berlebihan tentunya kurang baik bagi kesehatan dan dapat menjadi pemicu beberapa penyakit seperti diabetes dan obesitas.
Namun kini tak perlu khawatir karena ragam jenis gula mulai bermunculan. Mulai dari yang tinggi serat hingga mengandung nol kalori. Semuanya tentu berkat tanaman penghasil gula selain tebu yang telah dieksplorasi hingga bermanfaat serta aman dikonsumsi oleh manusia.