Bukan salju, hujan es merupakan bentuk presipitasi yang terdiri dari es padat. Saat fenomena ini terjadi, kamu dapat menjumpai butiran-butiran es dengan berbagai ukuran jatuh dari langit.
Lebih jelasnya, fenomena hujan es terjadi ketika kondisi atmosfer tidak stabil. Tepatnya, udara lembap dan panas di permukaan naik dengan cepat. Akibatnya, muncul awan konvektif seperti Cumulonimbus yang besar dan tinggi. Dalam awan tersebut, suhu sangat dingin sehingga mengubah tetesan air menjadi es batu.
Selanjutnya, angin di dalam awan badai pun menyebabkan es berputar-putar. Ketika menabrak tetesan air dingin, air membeku menyelimuti es dan membuat ukurannya membesar yang akhirnya berat dan jatuh ke tanah.
Seluruh rangkaian proses tersebut juga bisa diamati sebagai tanda-tanda hujan es terjadi. Sebut saja mulai dari perubahan cuaca hingga kemunculan awan, melansir akun Instagram InfoBMKG.