Pada awalnya Kasuran Barat di Desa Margodadi dan Kasuran Timur di desa Margomulya gak berbeda dengan dusun lain yang relatif berkembang dengan baik di Tanah Air. Baik di Kabupaten Seyegan, Kabupaten Sleman, mereka memiliki infrastruktur yang baik, termasuk jalan, listrik, sekolah, pasar dan toko kecil yang menjual komoditas pokok.
Namun mereka memiliki perbedaan yang unik. Tidak ada kasur kapuk yang ditemukan di daerah tersebut, karena pemahaman tabu zaman dulu yang mereka anut (kapuk adalah serat yang diambil dari biji polong pohon kapuk tropis). Hal ini sangat ironis, karena "kasuran" berasal dari kasur, kata serapan Bahasa Jawa.
Kasur katun bukan barang mewah, dan bisa ditemukan di kebanyakan rumah. Biaya tidak menjadi masalah bagi sebagian besar penduduk desa Kasuran, yang kebanyakan tinggal di rumah permanen atau semipermanen.
Menurut Pudjinem, seorang nenek dan pemilik sebuah toko kecil di Kasuran Timur, pemahaman tabu tersebut telah berlaku sejak desa tersebut didirikan. "Jika ada yang melanggar, dia akan menghadapi bencana seumur hidupnya."