Wittenoom adalah bekas situs tambang asbes biru besar. Tambang beroperasi dari akhir tahun 30-an hingga tahun 60-an. Selama rentang 30 tahun, Wittenoom adalah satu-satunya penyedia asbes biru di Australia.
Dr. Jim McNulty, yang bekerja untuk Departemen Kesehatan, memberikan laporan langsung tentang kondisi yang dia amati ketika dia mengunjungi Wittenoom untuk melakukan pemeriksaan klinis pada 1959 (Australian Safety News, Mei 1995).
Dia melaporkan, "Pada umumnya kotor dan berdebu, ada gumpalan asbes di seluruh lantai dan pakaian seseorang akan cepat kotor karena kontak dengan permukaan apa pun."
Penambangan ditutup di Wittenoom setelah ditemukan hubungan antara asbes dan mesothelioma, sejenis kanker dan penyakit mematikan lainnya. Setelah tambang ditutup, banyak keluarga pertambangan pindah ke kota-kota lain.
Namun, akhirnya seluruh kota telah terkontaminasi oleh asbes. Pemerintah Australia pun bergerak untuk memindahkan penduduk kota yang tersisa pada 1978.
Kota Wittenoom memiliki hampir 3 juta ton asbes yang tersisa setelah operasi penambangan ditinggalkan. Hal ini menjadikan kota ini salah satu tempat paling terkontaminasi di negara Australia.
Pemerintah mencoba untuk menghapus Wittenoom dari peta dan rambu jalan. Kota ini juga diputus dari jaringan listrik untuk mencegah para pemukim, tetapi masih ada tiga penduduk yang menyebut Wittenoom sebagai rumah mereka pada 2017. Mereka pun mengklaim bahwa mereka menyukai isolasi yang disediakan oleh kota.
Itulah beberapa tempat yang tidak dapat dihuni oleh manusia karena berbahaya. Jadi, intinya tidak semua tempat di bumi aman dan dapat dihuni oleh manusia karena alasan keselamatan.