Radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis atau CMB adalah radiasi elektromagnetik tertua yang memenuhi seluruh ruang angkasa dan dianggap sisa dari Big Bang.
Dideteksi dengan teleskop radio yang sensitif, CMB berupa noise atau cahaya yang redup, tidak berasal dari bintang, galaksi, atau benda langit lainnya, dan terdeteksi paling kuat di ranah gelombang mikro spektrum radio.
Semua bermula pada 1948. Saat itu, duo ilmuwan Amerika, Ralph Alpher dan Robert Herman, mengatakan bahwa suhu alam semesta adalah 5 derajat Kelvin (-268.15 derajat Celsius). Salah perhitungan, Alpher dan Herman kemudian mengatakan kalau suhunya berubah menjadi 28 derajat Kelvin (-245 derajat Celsius) pada 1949.
Sekitar 15 tahun kemudian, astronom Amerika dari Bell Telephone Laboratories, Arno Penzias dan Robert Wilson, tengah membangun receiver untuk komunikasi satelit dan radio astronomi. Receiver tersebut kemudian mendeteksi noise yang 100 kali lebih tinggi dari prakiraan.
Hasil CMB tangkapan WMAP selama 7 tahun dengan suhu rata-rata 2,7 Kelvin (-270 Celsius). commons.wikimedia.org
Pertama kali, mereka mengira hal tersebut dikarenakan sarang dan kotoran burung merpati yang menghalangi receiver. Namun, setelah dibersihkan, ternyata noise-nya tetap dan terlihat menyebar di langit. Bukan dari Bumi, Matahari atau bahkan Bimasakti, Penzias dan Wilson mengatakan kalau temuan ini dari luar galaksi!
Saat itu ahli astrofisika dari Princeton University, Robert H. Dicke, Jim Peebles, dan David Wilkinson pun tengah mencari radiasi gelombang mikro. Mereka berhipotesis kalau Big Bang menyebabkan ledakan radiasi. Dengan alat yang tepat, Dicke, Peebles, dan Wilkinson yakin bahwa radiasi ini, dalam bentuk gelombang mikro, masih dapat dideteksi.
Mendengar kabar tersebut, Penzias dan Wilson yakin terhadap penemuan mereka karena sesuai dengan kriteria. Dicke, Peebles, dan Wilkinson menemui Penzias dan Wilson, dan setelah melihat penemuan mereka berdua, para ahli astrofisika Princeton yakin bahwa inilah bukti radiasi dari Big Bang.
Penzias dan Wilson kemudian mengungkapkan bahwa suhu alam semesta ada di kisaran 3 derajat Kelvin (-270 derajat Celsius). Atas penemuannya, Penzias dan Wilson dianugerahi Penghargaan Nobel di Bidang Fisika pada 1978.