Bermula dari kasus di Wuhan pada tahun 2019, COVID-19 menyebar dengan cepat ke seluruh dunia layaknya kebakaran api. Menurut Worldometers, sejauh ini sudah ada sekitar 2 juta kasus dengan kematian yang mencapai 134 ribu jiwa di seluruh dunia.
Teori konspirasi tentang wabah ini pun bermunculan di seluruh internet, sampai Google, Twitter, dan Facebook mengambil langkah-langkah tertentu untuk mencegah penyebaran hoaks di seluruh platform mereka.
Sementara beberapa ilmuwan percaya kalau kelelawar mungkin disalahkan atas penyebaran virus Corona, nyatanya para korban penyakit ini tidak terinfeksi setelah memakan sup kelelawar seperti yang disebutkan oleh beberapa ahli teori konspirasi.
Informasi yang keliru ini tampaknya menyebar lewat cuplikan video seorang wanita Tiongkok yang memakan sup dengan kelelawar di dalamnya, yang beredar lewat Twitter. Walau menjijikkan, nyatanya rekaman tersebut berasal dari seorang blogger wisata yang makan di sebuah restoran di Palau pada tahun 2016.
Sekali lagi, teori konspirasi tentang corona sebagai senjata biologis juga kembali muncul ke permukaan. Beberapa ahli teori menyatakan kalau virus corona "melarikan diri" dari laboratorium yang aman. Beberapa orang menyebutkan kalau virus ini dibuat oleh Amerika atau Tiongkok sebagai puncak dari perang dagang.
Beberapa orang bahkan mengklaim kalau Clorox atau Lysol akan membunuh virusnya. Beberapa orang menyarankan pada mereka yang sudah terinfeksi untuk meminum pemutih pakaian sementara yang lain mengklaim kalau menghindari es krim atau produk susu lainnya akan membantu mencegah infeksi.
Ya, nyatanya tidak ada satu pun dari klaim di atas yang benar, dan satu-satunya saran yang harus diikuti adalah yang diberikan oleh para tenaga kesehatan profesional dan lembaga kesehatan yang kredibel. Jika kalian belum puas, seorang antivaksin anonim juga menyebarkan desas-desus kalau Bill Gates lah yang telah menciptakan virus Corona.
Percaya atau tidak percaya dengan teori-teori di atas, semua dikembalikan lagi kepada para pembaca. Namun untuk saat ini, dimohon untuk mengikuti berita yang kredibel tentang COVID-19 dan menghindari hoaks-hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan.