Untuk mencegah hal-hal buruk lagi, akhirnya raja Richard II yang masih berusia 14 tahun menemui pimpinan pemberontakan, Wat Tyler. Pertemuan antara kedua belah pihak sempat terjadi tiga kali.
Kali pertama pertemuan terjadi tanggal 13 Juni. Kala itu masa sedang panas-panasnya. Mereka berusaha membakar istana Savoy milik Duke of Lancaster tersebut. Sebab itulah, Raja Richard II langsung kembali meskipun belum melakukan negosiasi.
Keesokan harinya sang raja kembali menemui para pemberontak di Mike End. Mengetahui penasehatnya dibunuh, ia langsung menyetujui tuntutan masa. Di antara yang penting adalah penghapusan perbudakan, mengurangi pajak, dan kesetaraan serta keadilan bagi masyarakat kelas bawah.
Pertemuan ketiga terjadi di Smithfield tanggal 15 Juni. Seperti yang dilansir Historic UK, kali ini raja ditemani walikota London, Sir William Walworth di luar tembok kota. Pertemuan itu berlangsung tegang dan melihat sikap Tyler yang sewenang-wenang terhadap raja, William langsung menebas leher pemimpin pemberontakan tersebut dengan pedang.
Tak lama kemudian, pemimpin pemberontakan itu meninggal. Sang raja pun menyuruh masa yang tersisa untuk pulang dan berjanji akan menepati hasil negosiasinya tersebut.