ilustrasi tisu kering (pexels.com/@vie-studio)
Meski terlihat sederhana, proses pembuatan tisu sebenarnya cukup panjang dan detail. Ada tiga tahapan utama yang dilalui, yaitu pulping, pressing, dan converting. Ketiga proses ini mirip dengan pembuatan kertas pada umumnya, tapi dibutuhkan hal khusus supaya tektur tisu lebih lebih dan ketebalannya sesuai.
Pulping (pembuatan pulp)
Tahap pertama adalah membuat pulp atau bubur kertas dari serat kayu maupun bahan daur ulang. Serat kayu dipotong kecil-kecil, digiling, lalu dicampur dengan air dan bahan kimia tertentu. Bahan kimia seperti sodium sulfida dan kapur (limestone) ditambahkan untuk melunakkan, memperkuat, sekaligus memberi warna. Dari proses inilah dihasilkan bubur kertas lembut yang nantinya menjadi bahan dasar tisu.
Pressing (pengeringan dan pembentukan lembaran)
Setelah pulp terbentuk, bahan ini dituangkan secara merata di atas sabuk bergerak yang berpori-pori. Pulp kemudian melewati drum besar yang dipanaskan dengan uap untuk menguapkan airnya. Hasilnya berupa serat lembut yang menempel pada roller besar dan berubah menjadi lembaran kertas tipis. Lembaran ini digulung membentuk roll besar dengan ketebalan yang bisa diatur sesuai kebutuhan sehingga bisa dibuat menjadi tisu tebal atau lebih tipis.
Converting (pemotongan dan pengemasan)
Tahap terakhir converting, mengolah gulungan besar tisu menjadi produk siap pakai. Pada proses ini, tisu digandakan menjadi beberapa lapisan (plies), dilembutkan, lalu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Setelah itu, dilakukan embossing atau cetakan pola, pemberian merek, lalu akhirnya dikemas sesuai jumlah lembar atau roll. Dari sinilah tisu siap dipasarkan ke konsumen.
Jadi, kalau sekarang sudah tahu jawabannya tisu terbuat dari apa, kan? Menarik, ya, pembuatan benda sederhana ini melalui proses panjang sebelum akhirnya bisa digunakan.