ilustrasi penggunaan Electroencephalography (EEG) (pexels.com/KOS Chiropractic Integrative Health)
Dalam studi baru, psikolog Audrey van der Meer dan Ruud van der Weel dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia Trondheim merekrut mahasiswa dan memasang elektroensefalografi (EEG) di kepala mereka. Para peneliti meminta mahasiswa untuk mengetik dan menulis tangan secara kursif dengan pena digital sebuah kata yang muncul di layar komputer. Kemudian para ilmuwan mencari koherensi, yaitu ketika dua area otak aktif dengan frekuensi gelombang listrik yang sama dalam waktu yang bersamaan. Parameter ini dapat mengungkap kekuatan konektivitas fungsional antar wilayah berbeda di otak.
Dengan tulisan tangan, para peneliti melihat peningkatan aktivitas, khususnya pada pita frekuensi rendah yang disebut alfa dan theta, tidak hanya di area motorik yang diharapkan akibat gerakan tersebut tetapi juga di area lain yang terkait dengan pembelajaran. Pita frekuensi rendah ini sebelumnya telah terbukti mendukung proses memori.
Ketika tim membandingkan kedua eksperimen tersebut, mereka menemukan bahwa tulisan tangan meningkatkan konektivitas antara wilayah otak parietal yang terlibat dalam pemrosesan sensorik dan motorik, serta wilayah pusat, yang banyak di antaranya terlibat dalam memori. Sedangkan proses aktivasi otak yang berbeda terjadi ketika seseorang mengetik di keyboard komputer.