Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret kobra raja dan sanca kembang (commons.wikimedia.org/Rushen | Rushen)

Ada dua kategori senjata spesial yang biasanya dimiliki keluarga ular, yakni bisa dan lilitan tubuh. Kedua senjata ini jelas sama-sama mematikan bagi mangsa ular maupun makhluk lain yang mencoba mengusik mereka. Di sisi lain, perbedaan senjata itu ternyata bisa jadi petunjuk bagi kita untuk membedakan antara ular yang memiliki bisa dengan yang tidak. Hal ini tentu sangat penting karena ada beberapa perbedaan penting saat kita kebetulan berpapasan dengan ular.

Khusus untuk manusia, sebenarnya ada jenis ular berbisa yang berbahaya dan tidak terlalu berbahaya, begitu pun sebaliknya untuk jenis ular dengan lilitan kuat. Akan tetapi, dari kedua kategori ular tersebut, rasanya ular king kobra (Ophiophagus hannah) dan sanca kembang (Malayopython reticulatus) jadi dua contoh yang sangat menarik untuk dibahas.

Keduanya merupakan ular terbesar dari kategorinya masing-masing. King kobra atau kobra raja merupakan ular berbisa terbesar dan sanca kembang merupakan ular tak berbisa terbesar di dunia.

Spesies ular ini jelas sangat berbahaya bagi manusia. Mereka bisa membunuh atau bahkan memangsa kita jika tidak waspada. Lantas, dari kedua jenis ular besar ini, kira-kira siapa yang lebih berbahaya, ya? Yuk, simak ulasan lengkap mengenai perbandingan antara king kobra dan sanca kembang berikut ini!

1. Perbedaan tubuh dan habitat

Sanca kembang merupakan ular terpanjang di dunia yang bisa tumbuh hingga 10 meter. (commons.wikimedia.org/Rushenb)

Ciri tubuh king kobra dan sanca kembang tentunya sangat berbeda. Mulai dari corak warna, ukuran secara keseluruhan, hingga bentuk kepala dan gigi dari keduanya benar-benar berbeda. Tak hanya itu, ada hal unik tersendiri dari habitat keduanya, lho.

Untuk king kobra, sisik mereka biasanya hanya terdiri atas dua warna yang mewakili bagian atas dan bawah tubuhnya. Dilansir Smithsonian National Zoo, sisik mereka biasanya berwarna kuning, hijau, hitam, atau cokelat dengan bagian bawah berwarna putih kekuningan.

Panjang tubuh king kobra sekitar 3—5,4 meter dan bobot sekitar 5—12 kg. Meski ukurannya sangat besar untuk ular berbisa, ternyata mereka punya taring yang cenderung kecil, yaitu sekitar 8—10 mm saja. Alasan utamanya, karena taring mereka tak fleksibel sehingga ada kemungkinan menancap pada mulutnya jika terlalu panjang.

Sementara untuk peta persebaran dan habitatnya, kobra raja bisa ditemui mulai dari India, China, serta negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Filipina. Di peta persebarannya, ular ini bisa ditemukan di hutan hujan, hutan bambu, rawa-rawa, hingga kawasan pertanian manusia. Pohon dan rerumputan jadi tempat favoritnya untuk bersembunyi dan beristirahat.

Sementara itu, bagi sanca kembang, corak sisik mereka lebih memiliki banyak warna dan pola. Animal Diversity melansir bahwa corak sisik sanca kembang biasanya berupa pola X yang berulang hingga membentuk sebuah berlian. Perpaduan warna dari sisik ini umumnya adalah kuning cerah, cokelat, dan hitam.

Mereka merupakan ular terpanjang di dunia dengan rata-rata panjang sekitar 4,5—6 meter, tetapi individu terbesar bisa mencapai panjang 9—10 meter. Bobotnya pun bisa mencapai 270 kg, meskipun rata-ratanya sekitar 45—100 kg. Taring sanca kembang ternyata berjumlah 100 buah yang tersembunyi dan menghadap ke arah dalam mulutnya.

Peta persebaran dan habitat sanca kembang ternyata cukup bersinggungan dengan king kobra, lho. Mereka ditemukan dari Bangladesh dan seluruh negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pilihan habitat sanca kembang meliputi hutan hujan tropis, lahan basah, dan padang rumput dengan ketinggian antara 1.200—2.500 mdpl. Ular yang satu ini sangat suka berada di sekitar aliran air dan dapat dengan mudah berbaur dengan pohon serta tanah yang ada di hutan.

2. Bagaimana senjata spesial keduanya bekerja?

Editorial Team

Tonton lebih seru di