6 Fakta Voynich Manuscript, Buku Paling Misterius di Dunia

Sejak zaman dahulu manusia berkomunikasi dengan berbagai cara, mulai dari lisan, tulisan, hingga isyarat, dalam berbagai bahasa dan sarana. Walau tata bahasa di seluruh dunia berbeda, sering kali ditemukan kemiripan antar bahasa, baik dalam penulisan maupun pengucapan.
Karya tulis merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi. Voynich manuscript adalah karya tulis dalam bentuk buku yang membingungkan ahli bahasa dan sejarah di seluruh dunia.
Buku tersebut tidak dapat dimengerti karena ditulis dengan tulisan dan bahasa yang tidak dikenal. Tidak ada yang dapat membaca dan mengerti maksud buku tersebut, walau terdapat banyak ilustrasi di dalamnya. Simak fakta yang hingga saat ini berhasil ditemukan mengenai buku tersebut dalam daftar berikut.
1. Asal muasal yang tidak diketahui
Voynich manuscript pertama kali ditemukan oleh Wilfrid Voynich, seorang kolektor barang antik Amerika kelahiran Polandia, yang namanya digunakan untuk menyebut buku tersebut. Ia sedang berada di sebuah universitas Yesuit dekat Roma ketika menemukan buku tersebut. Tidak diketahui siapa penulis dan di mana buku tersebut ditulis. Voynich mengadakan beberapa pameran terhadap buku tersebut, salah satunya di adakan di Institut Seni Chicago pada tahun 1915.
Karena tidak mengenal bahasa yang tertulis pada buku, Voynich mengundang William Newbold, seorang profesor filsafat dari Universitas Pennsylvania. Mereka berdua memberi kuliah mengenai buku tersebut. Mereka menyebut buku tersebut sebagai Roger Bacon Cipher Manuscript, dan mengatakan buku tersebut ditemukan di sebuah kastil di Eropa selatan.
Setelah Wilfrid meninggal tahun 1930, buku tersebut dibeli oleh seorang penjual buku asal New York, Hans P. Kraus dari Ethel LilianVoynich, istri Wilfrid Voynich. Kraus akhirnya mendonasikan Voynich manuscript ke perpustakan Bienecke tahun 1969. Hingga saat ini, buku misterius tersebut ada di perpustakaan buku dan naskah langka Beinecke di Universitas Yale, Connecticut, Amerika Serikat.