Dalam jurnal Science Advances, Professor Rothman mencatat bahwa kejadian seperti letusan gunung berapi, perubahan iklim, dan faktor lingkungan lainnya juga bisa berperan dalam kepunahan massal. Namun dia mengatakan bahwa perubahan besar pada siklus karbon, seperti pembakaran karbon dan jumlah besar dalam bentuk minyak, batu bara, dan gas juga harus dipertimbangkan.
Ide bahwa kepunahan massal disebabkan oleh perubahan lingkungan dalam skala besar pertama kali diusulkan sekitar 200 tahun lalu oleh naturalis Prancis, Georges Cuvier. Jika perubahan lingkungan terlalu cepat bagi spesies untuk berevolusi, mereka akan punah karena kalah dengan spesies yang mampu beradaptasi lebih baik.
Beberapa spesies pohon saat ini keberadaanya telah terancam karena peningkatan suhu global sehingga mereka tak dapat bermigrasi. Namun baru-baru ini, para ilmuwan menggambarkan bagaimana iklan pembunuh Atlantik dapat bertahan dari polusi di lepas pantai timur AS.
Rothman mengatakan, diperlukan waktu ribuan tahun agar bencana ekologis dapat terjadi. Namun tahun 2100 menjadi titik kritis di mana dunia memasuki namanya "kiamat".
"Ini bukan berarti bahwa bencana akan terjadi pada esok hari. Namun dikatakan, jika dibiarkan, siklus karbon akan beralih ke alam yang lebih tidak stabil lagi dan berperilaku dengan cara yang sulit diprediksi," jelas Rothman.