Wahana Penjelajah Tertua di Mars 'Hibernasi' Panjang Akibat Badai Debu

Planet Mars memang menjadi salah satu objek yang sangat menarik untuk dieksplorasi oleh para pakar peneliti astrofisika. Planet terdekat Bumi yang diduga menyimpan potensi kehidupan ini cukup mengusik rasa ingin tahu manusia agar bisa semakin mengenalinya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengenali planet yang dijuluki Planet Merah ini adalah dengan mengirimkan berbagai wahana antariksa yang bertujuan untuk mengambil sampel dan juga berbagai informasi penting terkait dengan kondisi yang terjadi di Planet Mars itu.
Wahana antariksa rover Opportunity menjadi satu wahana antariksa milik NASA yang berada paling lama di Planet keempat dari Matahari ini. Wahana besutan NASA ini kurang lebih sudah hampir 15 tahun mendiami Mars dan mengirimkan berbagai informasi terkait dengan keadaan di Planet Merah itu.
Setelah hampir sekitar 15 tahun mendiami Mars, kini wahana milik NASA ini tengah mengalami ancaman 'hibernasi' panjang akibat adanya fenomena badai debu global yang melanda nyaris sebagian besar wilayah Planet Mars.
1. Menurut penjelasan para ahli, wahana antariksa ini telah 'hibernasi' selama hampir 2 bulan lamanya
Badai debu global yang terjadi di Planet Mars merupakan salah satu fenomena yang cukup 'rutin' terjadi di Planet tetangga kita itu. Badai debu global biasanya muncul sekali dalam beberapa tahun. Fenomena badai debu global ini akan membuat planet Mars menjadi tertutup kabut.
Adanya fenomena badai debu global yang melanda Planet Mars ini mengakibatkan wahana rover Oppurtunity mengalami sejumlah masalah. Masalah-masalah yang ditimbulkan akibat adanya badai debu global ini telah mengakibatkan Oppurtunity mengalami 'hibernasi' selama hampir duaa bulan terhitung sejak 10 Juni 2018. Demikian seperti dikutip dari laman Business Insider.
"Akibat adanya badai debu global yang melanda Planet Mars ini, membuat keadaan wahana Oppurtunity saat ini berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Kami telah berupaya untuk melakukan segala hal yang terbaik yang dapaat kami lakukan dan selalu berharap hal-hal terbaik akan terjadi pada Wahana itu," demikian tutur Steve Squyres salah seorang peneliti planet di Universitas Cornell yang juga sekaligus pemimpin misi Rover kepada The Planitary Society seperti dilansir dari laman Science Alert.