Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi polusi udara (pixabay.com/Nyamdorj)
ilustrasi polusi udara (pixabay.com/Nyamdorj)

Mengutip Our World in Data, polusi udara berkontribusi terhadap 11,65 persen kematian secara global. Penyebab kematian tersebut adalah penyakit yang terkait dengan polusi udara, seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik, dan diabetes. Tingkat kematian lebih tinggi pada negara yang padat penduduk dan berpenghasilan rendah.

Masih berkaitan dengan hal tersebut, kira-kira, daerah mana saja di DKI Jakarta yang tingkat pencemaran udaranya paling tinggi? Berikut 10 di antaranya, mengacu pada IQAir.com per Senin (6/11/2023) pukul 09.00 WIB!

1. Mengenal tentang indeks kualitas udara terlebih dahulu

Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) adalah metode pengukuran global untuk mengetahui bersih atau tidaknya udara di suatu lokasi. Berdasarkan skornya, AQI dibagi menjadi enam kategori, yaitu:

  • Baik: AQI 0-50. Partikulat halus (PM2.5) berkisar antara 0-12 μg/m³. Kualitas udara memuaskan dengan sedikit risiko bagi kesehatan.
  • Sedang: AQI 51-100. PM2.5 berkisar antara 12-35 μg/m³. Individu yang sensitif harus menghindari aktivitas di luar ruangan.
  • Tidak sehat untuk populasi sensitif: AQI 101-150. PM2.5 berkisar antara 35-55 μg/m³. Masyarakat umum dan individu yang sensitif berisiko mengalami iritasi dan gangguan pernapasan.
  • Tidak sehat: AQI 151-200. PM2.5 berkisar antara 55-150 μg/m³. Peningkatan kemungkinan efek samping pada jantung dan paru-paru pada masyarakat umum.
  • Sangat tidak sehat: AQI 201-300. PM2.5 berkisar antara 150-250 μg/m³. Masyarakat umum akan sangat terpengaruh. Kelompok sensitif harus membatasi aktivitas di luar ruangan.
  • Berbahaya: AQI di atas 300. PM2.5 di atas 250 μg/m³. Masyarakat umum berisiko tinggi mengalami iritasi yang kuat dan efek kesehatan yang merugikan. Semua orang harus menghindari aktivitas di luar ruangan.

2. Daftar titik di Jakarta dengan kualitas udara terburuk

ilustrasi kondisi Jakarta di musim penghujan (flickr.com/Charles Wiriawan)

Setelah membaca penjelasan singkat tentang indeks kualitas udara, berikut ini 10 titik di Jakarta dengan kualitas udara terburuk:

  1. Layar Permai PIK (AQI 163)
  2. Kemang Dalam IX (AQI 161)
  3. Kemang V (AQI 161)
  4. Jeruk Purut (AQI 160)
  5. Cilandak Barat (AQI 156)
  6. The RBS/Senopati (AQI 154)
  7. AHP - Capital Place 2 (AQI 152)
  8. Duitku PG, Kebon Jeruk (AQI 146)
  9. Puretrex Indonesia - Tegal Alur/Kalideres (AQI 146)
  10. Tangkas Sports Centre (AQI 141)

3. Saat kualitas udara memburuk, lakukan ini untuk melindungi diri

American Lung Association memberikan beberapa tips sederhana untuk melindungi diri sendiri dan orang tersayang dari bahaya polusi udara, seperti:

  • Periksa prakiraan polusi udara harian di daerah kita. Misalnya dengan memantau www.iqair.com atau aplikasi Nafas sebelum keluar rumah.
  • Hindari berolahraga di luar ruangan saat AQI tinggi. Lebih baik, lakukan home workout.
  • Gunakan masker yang tepat jika akan keluar rumah. Yang paling direkomendasikan adalah masker N95 atau KN95.
  • Mengurangi pemakaian listrik.
  • Lebih baik berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi.
  • Tidak membakar sampah karena asapnya mengandung bahan kimia beracun.

Editorial Team