Nama "penggunting-kue" yang disematkan ke hiu ini ternyata tidak sembarangan lho! Hiu ini memiliki kebiasaan menyerang mangsa yang jauh lebih besar dari dirinya, seperti paus, lumba-lumba, atau bahkan hiu lain. Dengan menggunakan lapisan penghisap di bibirnya, hiu ini akan menempel ke tubuh korbannya dan menggigit satu potongan daging menggunakan gigi-giginya yang tajam.
Luka yang dihasilkan memang tidak cukup parah untuk membunuh korbannya, namun memang bukan itu tujuan si hiu. Setelah mendapatkan cukup daging, hiu ini akan langsung melarikan diri dan membiarkan korbannya dengan luka yang menganga. Di tempat-tempat di mana hiu ini cukup umum dijumpai, para ilmuwan sering menjumpai bekas luka gigitan di hampir semua individu paus, lumba-lumba dan hiu yang juga tinggal di sana.
Selain mangsa hidup, hiu ini juga sering memakan mangsa-mangsa yang sudah mati. Bangkai paus dan hiu yang terdampar ke pantai sering terlihat penuh luka bekas gigitan hiu ini. Gigitan yang sama juga sering terlihat pada korban kapal tenggelam, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Hal ini membuat si hiu sering disebut sebagai organisme parasit fakultatif.