Ketika membicarakan gajah, citra yang langsung terlintas di benak kita adalah sosok raksasa yang lembut, agung, dan penuh empati. Raksasa berbelalai panjang ini sering digambarkan sebagai hewan keluarga yang setia kawan dan bijaksana, terutama di film-film dan buku cerita anak. Mereka hidup dalam kelompok sosial yang erat, dipimpin oleh induk betina paling senior, dan menunjukkan duka mendalam saat ada kawanannya yang mati.
Namun, di balik reputasi sebagai gentle giant atau 'raksasa lembut' itu, ada sisi lain dari gajah yang jauh dari kata lembut. Dalam kondisi tertentu, gajah bisa menjadi salah satu makhluk paling berbahaya di darat. Perilaku agresif ini bukanlah anomali, melainkan respons kompleks yang dipicu oleh hormon, trauma, tekanan lingkungan, dan naluri purba yang jarang kita ketahui. Sisi 'brutal' inilah yang menunjukkan betapa rumitnya kehidupan satwa liar yang habitatnya makin terimpit oleh manusia.
