Pertanyaan ini sulit untuk dijawab, bahkan ilmuwan sekaliber mendiang Stephen Hawking pun tidak bisa menjawabnya dengan lugas. Ada ilmuwan yang berpendapat bahwa perjalanan waktu bisa dilakukan, namun ada juga yang menyatakan bahwa hal tersebut mustahil.
Mungkin, secara teori hal tersebut bisa diperhitungkan. Misalnya, kamu menaiki wahana dengan kecepatan nyaris kecepatan cahaya selama 1 tahun. Nah, pada saat kamu selesai melakukannya, kamu akan melihat Bumi dan orang yang kamu kenal tidak akan sama lagi, alias kamu sudah melampaui belasan atau puluhan tahun ke masa depan.
Bagaimana jika wahana tersebut ditingkatkan lagi menjadi setara atau bahkan melebihi kecepatan cahaya? Bisa saja kamu akan kembali ke masa lalu. Namun, jangan gegabah dulu. Pasalnya, hal tersebut mustahil untuk dipraktikkan. Relativitas memang membuka peluang untuk perjalanan waktu, namun di sisi lain relativitas juga membantahnya.
Menurut Einstein, tidak ada satu pun benda di alam semesta yang dapat bergerak setara dan bahkan melebihi kecepatan cahaya, kecuali cahaya itu sendiri yang bergerak dengan 300.000 km per detik. Artinya, secara teoritis, tidak ada yang lebih cepat dari cahaya. Lagi pula, manusia sebagai organisme hidup yang memiliki massa tidak akan dapat mengimbangi gerakan dengan kecepatan yang sangat tinggi, alias akan hancur berkeping-keping.
So, untuk saat ini konsep mengenai perjalanan waktu, terutama kembali ke masa lalu, memang hanya sebatas pada sci fi saja. Perjalanan waktu yang bisa dilakukan secara nyata hanya sebatas pada dilatasi waktu yang terjadi antara astronaut dengan orang Bumi. Namun, perbedaan waktunya sangat amat kecil, hanya berukuran mikrodetik sampai detik.
Itulah beberapa pembahasan sederhana mengenai teori relativitas. Bagaimana? Kamu sudah sedikit paham dengan teori terkenal ini, kan? Semoga dapat menambah wawasan kamu, ya!