ilustrasi babi (cognibrain.com)
Selain tikus, hewan lain yang kerap digunakan dalam penelitian adalah babi dan primata. Mengutip CogniBrain, babi lebih cocok untuk studi penyembuhan luka (wound healing). Mengapa?
Ini karena banyaknya kesamaan antara babi dan manusia, seperti kulit yang relatif tidak berbulu serta kemiripan dari segi ketebalan epidermis, pola aliran darah, dan sifat jaringan subkutan. Fisiologi pencernaan keduanya pun mirip.
Namun, babi juga memiliki kekurangan. Seperti membutuhkan tempat yang lebih luas, tubuhnya besar dan berat, lebih mahal (dari segi biaya), serta memerlukan fasilitas khusus untuk pencitraan (imaging), operasi (surgery), dan pembedahan mayat (necropsy), dilansir ResearchGate.
Bagaimana dengan primata? Hewan ini umumnya digunakan dalam studi penyakit otak, penyakit menular, dan pengembangan vaksin. Minusnya, primata cenderung agresif, bahkan bisa menggigit atau mencakar. Seramnya lagi, primata mungkin membawa parasit dan penyakit zoonosis yang berbahaya bagi manusia.