TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Kenapa Kamu Terlihat Menarik di Kaca, tapi Jelek di Foto

Pasti sering mengalaminya kan?

freepik.com/pressfoto

"Duh, kok jelek ya. Ganti angle ah!" — batin banyak orang saat selfie.

Pernahkah kamu merasa bahwa kamu sudah cukup ganteng/cantik saat melihat dirimu sendiri di cermin, tapi merasa kecewa dengan foto dirimu yang baru saja diambil. Akhirnya kamu harus melakukan foto berkali-kali, sampai mendapatkan yang menurutmu pas.

Ya, kamu gak sendiri, bahkan orang-orang yang kamu rasa sangat amat good looking juga mengalaminya. Dan ternyata itu hal yang wajar, loh, karena bisa dijelaskan secara ilmiah.

Masalahnya kenapa kita terlihat lebih ganteng/cantik di cermin? Apakah benar seperti itu? Dilansir dari berbagai sumber, baca lebih lanjut di sini, untuk tahu selengkapnya!

1. Distorsi kamera merombak ulang proporsi penampilanmu

blog.photofeeler.com/Stephen Eastwood

Ada suatu masanya kamu menyadari bahwa dahi atau hidungmu terlihat lebih besar di foto, daripada yang sebenarnya. Ya, matamu gak salah, karena itu merupakan efek distorsi kamera, terutama kamera untuk selfie. Beberapa fotografer menyatakan bahwa 90 persen klien mereka lebih merasa puas, ketika hasil foto mereka dirotate secara horizontal seperti cermin.

Dilansir dari photofeeler, penyebab utama dari distorsi kamera adalah objek fotonya berjarak terlalu dekat dengan lensanya. Banyak fotografer ahli berpendapat bahwa tipe lensa yang digunakan juga sangat berpengaruh. Misalnya lensa wide angle seperti yang ada di kamera ponsel kita itu jelas-jelas membuat segala sesuatu lebih besar.

Baca juga: Bahasa Gak Bakal Efektif Tanpa Ada Kata-kata Menyebalkan Ini

2. Berubah dari 3D menjadi 2D akan menciptakan ilusi optik, sementara itu otakmu bekerja seperti Photoshop

unsplash.com/NeONBRAND

Mata kita (dengan bantuan otak kita) secara otomatis mengadaptasi diri sesuai tingkat gelap dan terang yang ada di sekitar. Kamera kita gak secanggih itu. Kamera bisa diatur untuk fokus pada highlight atau bayangan, tapi gak bisa keduanya sekaligus.

Hasilnya, kita mendapatkan foto yang terlalu gelap, atau terlalu putih menyala nyaris rata. Namun tenang saja, versi aslimu memang tidak terlihat seperti yang di kamera kok.

Dilansir dari escapistmagazine, dalam kehidupan nyata, penglihatan kita otomatis fokus pada objek tertentu dan menyingkirkan objek lain yang kurang penting dengan sendirinya, misalnya saat kita memandang orang lain atau wajah kita sendiri di kaca. Sementara itu, foto menangkap semua yang terlihat pada lensa sehingga fokus penglihatanmu bisa terganggu oleh objek lainnya. Mengingat bahwa ukuran foto lebih kecil dari objek aslinya.

3. Pergerakan sangat-sangat berpengaruh pada penampilan seseorang, tapi tidak begitu pada foto

unsplash.com/Darius Bashar

Foto itu statis, tapi manusia tidak. Karena kita selalu bergerak setiap saat, cara wajah bergerak menjadi persepsi penting seseorang dalam mengidentifikasi fitur wajah mereka.

Senyum nanggung maupun penuh yang tertangkap kamera, jelas akan dianggap tidak semenarik gerakan senyum ramah seutuhnya yang kamu lihat di cermin. Kehilangan aspek pergerakan dalam foto ini adalah segalanya.

Lebih jauh lagi, orang cenderung menunjukkan ekspresi aneh di foto yang hampir gak ada orang sadar di kehidupan sehari hari. Itu karena kita mengingat rata-rata kumulatif ekspresi wajah daripada tiap pergerakan spesifiknya. Kadang kita akan mendapatkan foto yang sangat jelek daripada penampilan kita yang seharusnya.

Baca juga: Klaim Ahli: “Ini Cara Mendeteksi Homoseksualitas Pada Anak Kecil”

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya