TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Corona COVID-19 Resmi Pandemi Global, Ini 5 Tahapan Pembuatan Vaksin

Pembuatan vaksin bisa memakan waktu yang sangat lama

Unsplash/Science in HD

Virus Corona COVID-19 resmi ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO, seperti diberitakan NBC News. Badan kesehatan dunia tersebut menaikkan status virus Corona karena penyebarannya yang sangat cepat di berbagai negara, dalam rentang waktu yang relatif singkat.

Sampai dengan saat ini, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 120 ribu orang di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sebanyak lebih dari 4.000 jiwa. Namun meskipun jumlah kematiannya tinggi, jumlah orang yang sembuh lebih banyak, yakni lebih dari 65 ribu orang.

Hal yang paling ditunggu-tunggu apalagi kalau bukan vaksin virus Corona. Namun pembuatan vaksin tentu tidak mudah, dan dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa membuat vaksin yang benar-benar efektif untuk manusia. Inilah lima tahapan pembuatan vaksin, ternyata membuat vaksin itu sangat rumit, lho. Yuk, disimak!

1. Pemilihan antigen

Unsplash/Science in HD

National Cancer Institute menjelaskan bahwa antigen adalah segala macam zat atau senyawa yang membuat tubuh biologis manusia dapat membuat respon imun (kekebalan tubuh) terhadap zat atau senyawa tersebut.

Sumber antigen bisa sangat banyak. Racun, bakteri, virus, bahan kima, dan zat lain yang berasal dari luar tubuh manusia. Nah, pada kasus Corona COVID-19, yang termasuk antigen adalah molekul protein yang terdapat dalam virus COVID-19 tersebut.

Dasar pemilihan antigen juga tidak boleh sembarangan. Pengujian dan pemilihan harus dilakukan dengan sangat teliti dan berulang-ulang, karena pemilihan antigen adalah proses paling dasar yang harus dilakukan untuk melangkah ke jenjang berikutnya.

Baca Juga: Gejala Virus Corona Tanda-tanda Terjangkit Corona dan Cara Pencegahan

2. Isolasi antigen

Unsplash/CDC

Isolasi antigen bertujuan untuk memisahkan dan menghilangkan zat-zat atau senyawa yang tidak dibutuhkan dalam pembuatan vaksin. Proses ini biasanya memakan waktu yang sangat lama. Dalam proses ini, antigen yang sudah ditentukan di awal akan dimurnikan sehingga menghasilkan antigen yang benar-benar tidak terkontaminasi dengan zat lain.

Melansir Pepro Tech, ilmuwan dan peneliti akan mengurutkan struktur asam nukleat (DNA atau RNA saja), protein sederhana, sampai reseptor virus. Ini bisa dilakukan bersama dengan inang hewan hidup, karena pada dasarnya virus hanya bisa aktif dan berkembang biak jika berada pada inang hidup yang sehat.

3. Inaktivasi (melemahkan atau menonaktifkan) virus atau mikroorganisme

Unsplash/Lucas Vasques

Pada tahap ini, organisme (bakteri, virus, mikroba, dan mikroorganisme) yang menjadi bahan dasar penelitian dinonaktifkan. Biasanya proses inaktivasi ini sering dilakukan pada pembuatan vaksin antibakteri.

Bakteri dan virus sendiri merupakan dua organisme berbeda. Dalam banyak kasus, bahkan virus cenderung dianggap sebagai bukan makhluk hidup. Sifat dan karakter yang sangat berbeda itulah yang membuat proses atau metode inaktivasi keduanya juga sangat berbeda.

Dari metode atau proses yang ketiga ini didapatkan klasifikasi calon vaksin. Ada vaksin hidup (dilemahkan), vaksin mati (tidak aktif), toxoid (toksin yang tidak aktif), dan vaksin konjugat. Dasar pembuatan vaksin-vaksin tersebut sangatlah berbeda, sehingga dibutuhkan waktu, dana, dan juga kontribusi tinggi dari para ilmuwan.

4. Formulasi

Unsplash/Science in HD

Tahap formulasi merupakan tahap yang paling rumit, jika gagal, maka proses harus diulang dari awal. Mulai dari penambahan bahan dasar vaksin, mengombinasi vaksin, dan menentukan apakah vaksin tersebut akan dibuat sebagai vaksin tunggal atau vaksin kombinasi.

Antigen yang sebelumnya dibentuk, ditambahkan dengan bahan adjuvan, yakni zat atau senyawa yang berfungsi untuk memperkuat respon imun pada tubuh manusia.

Melansir Pacific Immunology, penambahan bahan-bahan dasar dalam vaksin, seperti adjuvan sangatlah penting. Karena jika langsung memberikan imunisasi pada antigen tanpa adjuvan, maka sistem kekebalan tubuh justru akan rusak. Tanpa adjuvan, sistem imun atau kekebalan tubuh tidak akan responsif lagi terhadap vaksin yang diberikan.

Baca Juga: Agar Tak Bingung! Ini Jawaban 10 Pertanyaan Soal Virus Corona

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya