Selain yang dipaparkan di atas, sebenarnya masih banyak risiko lain yang bisa kamu dapatkan dari mengonsumsi daging kucing. Berikut ini di antaranya yang harus kamu waspadai:
- Avian influenza atau flu burung (H5N1) dapat ditularkan oleh kucing walau kasus ini jarang terjadi;
- Anthraks, penyakit dari bakteri Bacillus antracis yang dapat menyerang kulit, pencernaan, dan pernapasan. Kucing juga bisa menjadi perantara walaupun yang paling umum adalah melalui hewan ternak;
- Brucellosis, infeksi bakteri Brucella;
- Hepatitis, terutama hepatitis C;
- Leptospirosis, infeksi darah oleh bakteri Leptospira;
- Trichinellosis, infeksi bakteri Trichinella akibat mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan benar;
- Infeksi bakteri E. Coli dan Salmonella.
Penyakit-penyakit di atas adalah salah satu bukti bahwa mengonsumsi daging kucing bukanlah pilihan yang bijak.
Namun terlepas dari itu, kamu harus tahu bahwa mengonsumsi daging kucing sama saja dengan mendukung tindakan penyiksaan terhadap hewan. Di balik rumah jagal kucing, kamu tidak pernah tahu cara apa saja yang dilakukan pelaku untuk menangkap dan membunuh hewan-hewan yang seharusnya menjadi peliharaan tersebut.
Laporan dari Four Paws mengungkapkan bahwa di Vietnam, Kamboja, dan Indonesia, hewan-hewan di rumah jagal tidak diperlakukan dengan semestinya. Mereka diculik, dikurung dalam kandang yang sempit, tidak diberi makanan, dan bahkan disiksa dengan berbagai metode yang keji.
Oleh karena itu, kita harus lebih bijak dalam memilih makanan dan bertindak. Penyiksaan hewan untuk keuntungan pribadi dan konsumsi tak seharusnya dilakukan karena mereka juga punya hak untuk hidup.