Katanya, Gender Janin Bisa Dikenali dari Detak Jantungnya, Benarkah?

Bayi dalam kandungan tidak ubahnya seperti kejutan tidak terbatas dalam sebuah boks. Setiap hari, ada saja pertanyaan-pertanyaan yang muncul baik dari sang ibu sendiri maupun orang-orang lain di sekitar.
Salah satunya adalah jenis kelamin si kecil. Pada pasangan yang bahkan tidak mempermasalahkan apa pun gender bayinya, keingintahuan lebih awal tentang hal tersebut sebelum buah hati lahir pun bukannya tidak pernah muncul.
Kini, mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan pun bukan hal susah. Ada banyak cara dan pendekatan yang bisa dilakukan untuk memperoleh informasi ini. Dari sekian banyak metode yang ada, kecepatan detak jantung bayi bisa menjadi acuan untuk mengetahui gendernya. Pertanyaannya: dapatkah hal ini dipertanggungjawabkan?
1. Sudah ditentukan sejak sebelum kamu tahu bahwa kamu hamil
Jenis kelamin seseorang sebetulnya sudah ditentukan sejak sperma bertemu dengan ovum. Artinya, bahkan sebelum kamu tahu kamu telah hamil, penentuan soal laki-laki dan perempuan sudah lebih dulu terjadi.
Tentu, pembentukan organ genital tidak pula segera tumbuh segera diamati. Namun, seperti yang sudah kamu pelajari di kelas biologi, bilamana sel sperma membawa kromosom X, maka si kecil akan berpola kromosom XX sehingga menjadi perempuan. Sebaliknya, bilamana sel sperma membawa kromosom Y, maka si kecil akan berpola kromosom XY yang kemudian menjadikannya laki-laki.
Kenyataannya, karena perkembangan organ kelamin tidak terjadi serta merta, janin laki-laki maupun perempuan relatif terlihat sama pada empat sampai enam minggu setelah kehamilan. Perbedaan ini kemudian baru dapat diamati antara minggu ke-10 sampai 20.